BERBURU JEJAK SOEKARNO # 2: Gemblengan Sang Proklamator untuk Kebumen
Setelah kedatangan Ir. Soekarno pada tahun 1930 di Kebumen dalam rangka Seminar Buta Huruf yang diselenggarakan oleh Marhaenis Kebumen hingga menyebabkan ia ditangkap dalam perjalanannya menuju Purworejo (baca artikel sebelumnya berjudul “Berburu Jejak Soekarno # 1; TK Trisula dan Bustanul Atfal Kebumen, Saksi Bisu Semangat Merdeka Bung Karno”, kembali Bung Karno pada awal tahun 1956 yang telah menjadi Presiden RI menggembleng rakyat Kebumen tentang “Tata Cara Menggunakan Hak Pilih dalam Pemilu I (Pertama). Agenda penggemblengan ini merupakan suatu rangkaian kegiatan Sang Proklamator RI, bersamaan jadwal Penggemblengan massa PNI/Front Marhaenis yang berkongres di Purwokerto.
Bertempat di alun – alun Kebumen, Presiden Soekarno didampingi M. Bambang Sapari dan Bupati Kebumen R. Slamet Prodjorahardjo menggembleng rakyat Kebumen di atas podium. Adalah suatu kebanggaan tersendiri buat Kebumen, terlebih bagi M. Bambang Sapari, seorang pemuda asli Kebumen, Guru Bahasa Inggris Sekolah Teknik kebumen(kini SMP N 7 Kebumen) yang ketika itu berusia 23 tahun (Almarhum bertempat tinggal di Gang Mangga 23 Kebumen). Ketua Pemuda Demokrat itu mendapat kesempatan secara langsung mendampingi Presiden Soekarno sekaligus memayungi Beliau di atas podium.


Pemuda Demokrat Kebumen yang diketuai oleh M. Bambang Sapari adalah nama sebuah kelompok pemuda di bawah naungan PNI yang mengusung Marhaenisme. Pemuda Demokrat itu sendiri kemudian dilebur menjadi satu dengan kelompok Pemuda Marhaen yang juga berada di bawah naungan PNI menjadi satu kelompok baru dengan nama Pemuda Marhaen pada tahun 1963.
Secuil kisah dan bukti tersebut semoga menjadikan kebanggaan tersendiri bagi warga Kebumen dan generasi penerusnya serta para pemimpinnya untuk lebih mencintai dan menghargai Kebumen dengan menjaga dan melestarikan semua peninggalan bersejarah yang ada sebagai pemacu semangat juang dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan ini. Seperti pesan Sang Proklamator “JASMERAH” yang artinya Jangan Sekali – kali Melupakan Sejarah, dimana dapat diartikan pula sebagai pesan untuk tidak menghancurkan bangunan – bangunan peninggalan sejarah yang di dalamnya menyimpan sejuta memori pengorbanan dalam mencapai kemerdekaan. Merusak berarti menodai Kemerdekaan. Salam Pancasila!
Kebumen, Kamis Wage 24 April 2013
Oleh: Ananda. R

kebumen punya sejarah
mari satukan tekad
satukan tujuan
selamat kan sejarah besar kebumen
*SARI NABATI*
Kenangan dan sekaligus Bapakku
Mas Ravie maturnuwun nggih
sami sami mas sudah seharusnya generasi penerus kebumen tidak melupakan tokoh tokoh kebumen yang sebenarnya tidak kalah pentingnya dengan tokoh tokoh yang populer di dalam buku sejarah.apalagi jika kita tahu bahwa kebumen sejak jaman dahulu telah menjadi tempat penting dalam pertempuran di berbagai kurun waktu. sehingga banyak kepentingan luar yang sengaja menutup sejarah kebumen dan tokoh2 nya dari berbagai jaman. tapi sekali lagi, berlian tetaplah berlian seperti juga karangsambung yang tadinya dasar laut kemudian muncul karena akan dijadikan tempat penting bagi sejarah geologi dunia.salam pancasila
Mudah-mudahan Kebumen semakin berkembang menjadi daerah yang berpengahasilan cukup bagi daerahnya dan sejahtera penduduknya. Belajar sejarah untuk memompa semangat memajukan Kebumen tercinta, jangan biarkan Kebumen tidak bergerak maju. Ayo warga Kebumen di manapun bantu Kebumen untuk maju. Bagi pemegang kekuasaan Kebumen, tolong jangan korupsi, berlaku adil dan majukan Kebumen sebagai bagian dari ibadah kita semua.
Saya adalah putra bungsu dari M.Bambang Sapari (Alm), bangga sekali rasanya memliki sosok Bapak yang kharismatik, saya merasakan pesona Bung Karno begitu melekat dalam diri Bapak (Alm) dan ada kebanggan tersendiri bisa berinteraksi langsung dgn sang proklamator kala itu, terima kasih untuk penulis, pembaca dan pemerhati untuk selalu mangingat nama Bapak sebagai bagian kecil dar sejarah Kota Kebumen…..
tunggak jati mati, tunggak jarak mratak…begaimanapun berlian akan tetap bernilai tinggi meski terkadang tersimpan di dalam tanah.
Masih banyak mutiara tersimpan di belahan bumi Indonesia
rahayu