Situs Ki Singapatra / Patramenggala – Kebumen (1500–1700)
Letak Geografis
Situs Ki Singapatra berada di Kelurahan Kebumen, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Situs ini berada di kompleks pemakaman umum warga Kelurahan Kebumen, lebih – kurang 700 m dari Kantor Kecamatan Kebumen, Gedung/Sanggar Pramuka Kebumen, dan Klenteng Kebumen. Kompleks pemakaman ini sekaligus menjadi batas wilayah dengan Kelurahan Panjer.
Riwayat Ki Singapatra
Menurut riwayat, Ki Singapatra masih memiliki alur keturunan keluarga Majapahit. Ia melakukan perjalanan ke barat hingga di tepian sungai Luk Ula. Hal ini juga dilakukan oleh keturunan Majapahit lainnya yang tersebar di kabupaten Kebumen seperti: Gajah Mada di Punden Majapahit Sadang/Sadeng kemudian menuju ke selatan dan Moksha di Panjer, perjalanan Harya Baribin (salah satu putra Raja Majapahit) dari Majapahit – gunung Kumbang desa Suratrunan Alian – Kaleng – Pajajaran – kembali ke timur dan berakhir di Grenggeng, Perjalanan Harya Surengbala/Jaka Lancing dari Majapahit – Gesikan Panjer – Gunung Geong – berakhir di Mirit. Pertapaan Danang Sutawijaya di Kaligending, Pertabatan Sultan Agung Hanyakrakusuma, Sultan Amangkurat I, P. Mangkubumi dan Pangeran Dipanegara di Panjer, petilasan Untung Surapati di Karanggayam, makam Ki Ageng (Sunan) Geseng di Pedegolan – Kutowinangun dan lain – lain.
Ki Singapatra bertapa di tepi sungai Luk Ula hingga mendapat petunjuk/sasmita untuk membuka wilayah tersebut menjadi tempat tinggalnya (seperti juga yang dilakukan oleh Ki Malangyudha di hutan Jati Klirong yang kemudian menjadikannya sebagai sebuah desa yang dinamakan Alas Malang/Jatimalang). Dipekirakan kedatangan Ki Singapatra di daerah tersebut sekitar tahun 1600 an. Beliau dianugerahi usia lanjut seperti juga Ki Ageng (Sunan) Geseng dan Sunan Kalijaga.
Setelah Ki Singapatra membuka wilayah tersebut, warga dari berbagai daerah lain berdatangan dan ikut bermukim. Wilayah Pemukiman itu berkembang ke arah timur dan utara kemudian dinamakan Desa Dukuh Trukahan yang kini menjadi Kelurahan Kebumen. Pada masa itu masuklah Ki Ageng (Sunan) Geseng ke wilayah Kebumen dan menjalin hubungan baik dengan Ki Singapatra. Mereka kemudian mendirikan sebuah padepokan ilmu kanuragan dan spiritual keagamaan yang hingga masa perang Dipanegara digunakan sebagai tempat penyusunan strategi pasukan Panjer dibawah pimpinan Senopati Jamenggala. Tempat tersebut kemudian digunakan total sebagai tempat ibadah yang direhab pada akhir masa pemerintahan kolonial (kini menjadi masjid Darussalam Kelurahan Kebumen). Artinya tempat ini telah ada jauh sebelum didirikannya Masjid Agung Kauman Kebumen yang dibangun oleh KH. Imanadi tahun 1838 (penghulu pertama kabupaten Kebumen). Masjid dan situs Ki Singapatra juga telah dipetakan Belanda dalam “Keboemen Hermeeten, 1900”.
Peran Ki Singapatra dalam Perjuangan
Singapatra adalah salah satu tokoh Kebumen yang hidup di masa Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613 – 1645) hingga masa Amangkurat I (1646 – 1677). Beliau memimpin wilayah Kebumen sebelum kedatangan Ki Badranala di Panjer (nama Kebumen di masa lalu) sebagai utusan Mataram dalam rangka menyiapkan logistik perang melawan VOC di Batavia. Pada saat itu Panjer merupakan wilayah yang merdeka, tidak masuk dalam kekuasaan Mataram.
Ki Singapatra adalah mertua dari Ki Badranala. Putri beliau yang bernama Endang Patrasari dinikahi Badranala, sosok yang dalam sejarah Kebumen dikenal sebagai Bupati Pertama (saat wilayah Kebumen masih bernama Panjer).
Hubungan harmonis antara umaro dan ulama sangat terlihat pada saat itu. Ki Singapatra bersama Sunan Geseng mendirikan sebuah Masjid yang kini bernama Masjid Darussalam. Pada masa Perang Diponegoro (1825 – 1830), masjid ini juga berfungsi sebagai tempat menyusun siasat para senopati Panjer yang dipimpin oleh Jamenggala. Hal ini dikuatkan dengan hasil tinjauan arkeologis di Masjid Darussalam, di mana tipe sumur merupakan era sumur masa Majapahit – Mataram. Adapun bangunan masjid masih tampak ciri bangunan kolonial era 1800 – 1900 (diduga rehab terakhir pada masa pemerintahan kolonial).
Ki Badranala datang ke Panjer sekitar tahun 1627 dalam rangka persiapan penyerangan pasukan Mataram Sultan Agung ke Batavia. Keberadaan Panjer sebagai pusat logistik Mataram di wilayah selatan tercium oleh Belanda. Mereka berusaha menghancurkan lumbung pangan Panjer melalui jalur laut. Armada pasukan Belanda berusaha mendarat di pantai Karanggadung Petanahan namun bisa digagalkan oleh kekuatan pasukan Panjer yang dipimpin langsung oleh Ki Badranala, Ki Singapatra dan Sunan Geseng. Setelah peristiwa ini, Badranala diangkat oleh Mataram sebagai Bupati Panjer Pertama (Periode Sultan Agung).
Penyerangan kedua Mataram ke Batavia pada tahun 1629 mengalami kekalahan. Peristiwa ini melibatkan banyak masyarakat Panjer yang menjadi pasukan di bawah pimpinan Ki Badranala. Sultan Agung menghentikan perlawanan secara fisik dan fokus pada pembangunan kembali kemakmuran rakyat. Panjer yang saat itu telah menjadi wilayah Mataram di bawah kepemimpinan Badranala tetap menjadi lumbung pangan.
Pada tahun 1645 Sultan Agung wafat. Tahta Mataram digantikan oleh putranya yang bergelar Sunan Amangkrat Agung (Amangkurat I; 1646 – 1677). Pada masa ini, Ki Singapatra dijadikan pejabat Mataram di wilayah utara dengan gelar Patra Menggala. Beliau kemudian menikah dengan salah satu putri Yudanegara I (Banyumas). Setelah selesai masa jabatannya Ki Singapatra kembali dan menghabiskan masa hidupnya di Panjer.
Masih asingnya riwayat Singapatra di masyarakat Kebumen sangat dimaklumi karena sejarah Kebumen sendiri mulai dikenal sejak periode Badranala. Namun demikian banyak masyarakat khususnya penduduk asli di wilayah kelurahan Kebumen sebenarnya masih memiliki alur keturunan dari Ki Singapatra meski bisa dibilang sudah “kepaten obor”.
Kabupaten Panjer diubah menjadi Kebumen pada tahun 1832 dan menjadi daerah pemerintahan tingkat kabupaten di karisidenan Bagelen dalam struktur pemerintahan kolonial (tidak masuk dalam kekuasaan Keraton).
Hari Jadi Kebumen yang jatuh pada tanggal 21 Agustus 1629 didasarkan pada peristiwa penyerangan kedua pasukan Mataram ke Batavia dimana banyak melibatkan heroisme masyarakat Kebumen yang saat itu masih bernama Panjer di bawah kendali kepemimpinan Ki Badranala, Ki Singapatra dan Sunan Geseng.
Makam Ki Singapatra dipugar dan diresmikan oleh Dandim Kebumen Letkol Inf. Dani Rakca Andalasawan S.AP. pada tanggal 26 Juni 2014.
Ki Singapatra ikut berjuang bersama Ki Badranala dan Ki Ageng (Sunan) Geseng. Dalam buku “Sejarah Dinasti KRAT Kolopaking” karya R. Tirto Wenang Kolopaking disebutkan bahwa:
“Pada tahun 1643 tentara Kompeni/VOC mencoba mendarat di pesisir Urut Sewu Petanahan dan berusaha menghacurkan lumbung – lumbung padi serta bahan pangan Panjer, tetapi dapat dipatahkan dan dihalau mundur oleh prajurit Panjer yang dipimpin langsung oleh Ki Bagus Badranala, Ki Ageng (Sunan) Geseng dan Ki Nayapatra(Singapatra/Patra Menggala). Ki Nayapatra adalah mertua dari Ki Bagus Badranala. Tentara Kompeni/VOC lari ketakutan kembali ke kapal meninggalkan pantai Petanahan. Atas jasanya, maka Ki Bagus Badanala diangkat menjadi Ki Gede Panjer Roma I oleh kerajaan Mataram”
Sejak pengangkatan Ki Bagus Badranala inilah wilayah Panjer masuk dalam wilayah Mataram.
Beberapa Nama Singapatra
Singapatra adalah nama asli, sedangkan Nayapatra adalah gelar setelah ia memimpin wilayah Trukahan (Naya = pemimpin; Patra = Baik / Pantas). Adapun Patra Menggala adalah nama tua setelah mandita. Ditinjau dari kajian waktu, keberadaan Ki Singapatra di Kebumen jauh lebih awal dibandingkan dengan Ki Bagus Badranala. Ki Bagus Badranala berasal dari Karang Lo, Karanggayam yang setelah dewasa ia pergi ke Mataram mengabdi menjadi seorang prajurit. Badranala diutus Mataram menuju ke Panjer dan mendirikan lumbung padi untuk keperluan logistik Mataram dalam penyerangan ke Batavia . Di Panjer inilah Ki Bagus Badranala mempersunting salah satu anak Ki Singapatra yang bernama Endang Patrasari.
Keberadaan Lumbung padi Mataram yang pada awalnya didirikan oleh menantu Ki Singapatra ini juga dikuatkan dalam catatan perjalanan Gubernur Hindia Belanda yang bernama Rijckloff Van Goens (Ia mengunjungi Mataram lima kali pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma) yang menyebutkan bahwa:
“Mataram di bawah Sultan Agung bagaikan sebuah Imperium Jawa yang besar dengan rajanya yang berwibawa. Istana kerajaan yang besar dijaga prajurit yang kuat, kereta sudah ramai, rumah penduduk jumlahnya banyak dan teratur rapi, pasarnya hidup, penduduknya hidup makmur dan tenteram. Kraton juga punya penjara, tempat orang – orang jahat pelanggar hukum dan tawanan untuk orang Belanda yang kalah perang di Jepara. Pada masa Sultan Agung inilah dikenal secara resmi adanya sebuah daerah lumbung pangan (padi) di Panjer dengan bupatinya bernama Ki Suwarno.”
Ki Badranala yang mempunyai jiwa nasionalis tinggi, membantu Sultan Agung dengan menyediakan lokasi untuk lumbung dan persediaan pangan dengan cara membelinya dari rakyat desa di Kadipaten Panjer (Kadipaten Panjer adalah metamorfosa dari Negara Panjer yang berakhir ketika munculnya kerajaan Demak).
Pasukan Mataram berdatangan ke lumbung Ki Badranala dan selanjutnya daerah tersebut secara resmi dijadikan Kabupaten Panjer di bawah kekuasaan Mataram.
Hilangnya Ki Singapatra
Pasca periode Mataram Sultan Agung Hanyakrakusuma (wafat 1645), Ki Singapatra sempat menjadi pejabat di pesisir utara yang ditugaskan oleh Sultan Amangkurat I dengan gelar PATRA MENGGALA. Dimasa itu beliau menikahi putri dari Yudanegara I (bupati Banyumas ke-5) sebagai istri terakhir yang kemudian dikenal dengan Nyi Patra Menggala. Selanjutnya beliau menekuni ulah kapanditan hingga akhir hayatnya. Hal ini dilakukan pula oleh Ki Bagus Badranala yang kemudian mundur dari jabatannya sebagai Ki Gedhe Panjer I dan menyingkir dari kota Raja Panjer menuju Gunung Geong/Karang Kembang hingga akhir hayatnya, dan Ki Ageng (Sunan) Geseng yang mandita sampai akhir hayatnya di Pedegolan – Kutowinangun.
Seiring berjalannya waktu dan pergantian penguasa, riwayat Ki Singapatra sebagai salah satu sosok cikal bakal di Kabupaten Panjer makin terkubur dengan adanya babad baru.
Hampir 90% warga di Kelurahan Kebumen mempunyai alur dari Ki Singapatra. Keturunan terbagi dalam beberapa klan yakni keturunan yang masih mendiami Kelurahan Kebumen, keturunan klan Badranala, dan keturunan klan Kolopaking. Keturunan Singapatra tersebar pula di Suriname dan Belanda antara lain klan Maddamin.
Meskipun riwayat Ki Singapatra nyaris terkubur oleh babad – babad para tokoh pendatang, nama Ki Singapatra masih kuat melekat dihati warga Kelurahan Kebumen. Tidak kurang para peziarah dari luar Kebumen berziarah ke Makam Ki Singapatra termasuk para keturunannya yang berada di Belanda dan Suriname.
Keturunan Ki Singapatra / Patramenggala dari generasi ke generasi di Suriname dan Belanda
Liputan TVRI Jogja di situs Ki Singapatra / Patramenggala – 28 Mei 2014
Peletakan Batu Pertama Pembangunan situs Ki Singapatra / Patramenggala – 10 Juni 2014
Peresmian pemugaran Situs Ki Singapatra / Patramenggala – Jumat Pahing, 26 Juni 2014
Peninjauan Arkeologi Masjid Kuno Darussalam Kebumen oleh Tim BALAR DIY Tahun 2018
Oleh: Ananda. R
Kebumen, Rabu Pahing 01 Agustus 2012
(diedit 15 Agustus 2023)
Mas mau tanya apa Jamenggala yang dihukum gantung di alun alun sama dengan Mbah Jamenggala yang menghuni daerah Kali Krasak. Kata mbah, saya keturunan Mbah Jamenggala tapi sama dengan Jamenggala zaman P. Diponegoro apa tidak. Dulu waktu Bu Lik masih SMP pernah dimintai tolong sama orang pintar untuk menyembuhkan siswa yang kesurupan karena Mbah Jamenggala, katanya bisa sembuh bila keturunannya yang minta. tolong konfirmasinya..mksh
ya..bener, ki jamenggala yang digantung di alun-alun, sama dengan ki jamenggala masa p.diponegoro. beliau adalah salah satu panglima perang diponegoro dari kesatuan panjer yang tertangkap ditepian sungai luk ula yg sekarang berada di sebelah barat komplek masjid kauman kebumen.
Mas mau tanya, apa yang dimaksud dengan jabatan Glondong, sehingga muncul mbah glondong.
Wass
beny
.mas mau tanya mas tau atau pernah dengar nama nama seperti jaya sentana, wangsa sentana, digtantaka, wangsaredja kalau boleh tau mereka siapa ya?
Uda sentana pernah denger gk?
Mas mau tanya, Demang Peniron (kebumen) Ronodiwiryo/Surenggada alurnya ke klan keluarga mana? Tolong konfirmasinya…mksh
Trimakasih apresiasinya.
Tentang trah yang panjenengan sebutkan mungkin bisa dilacak dengan awal mengumpulkan data silsilah (entah valid ato tidak) baik dari catatan yang ada oleh sesepuh setempat maupun yang bersifat lisan.
Setelah itu legenda legenda kisah di Kerajan Peniron tentang peristiwa masa lalu itu apa?
Baru nanti kita pelajari dan kita cari benang merahnya yang bisa kita lacak juga dengan data buku sejarah maupun yang lain.
trimakasih.
Oya mas Ravie, legenda di peniron yg terkenal tentang mbah Kali Pancur…
Melanjutkan tentang eyang buyut saya, dari cerita alm. Pakde Amir Yusup kaum desa Peniron (salah seorang pelopor kesenian jamjanengan) eyang buyut yaitu mbah Surenggada tuwin R.A. Nyai Wiryamamada yg pusaranya di blok kali pancur desa peniron…
Pada juni 1995 setelah pemugaran makam tersebut makam mbah Demang Ronodiwiryo glondong desa peniron period -+ thn 1830 – 1870…
Yang menurunkan eyang buyut mbah Demang Ronoredjo / Ranaredja glondong desa peniron period -+ thn 1870 – 1910 & mbah Kartodimedjo (cariknya) yang pesarean nya di jatiteken peniron…
Pemrakarsa pemugaran KBSP (keluarga besar Samsi Prawirodimedjo) diresmikan oleh Bpk Soepadmo Hadisoepadmo, PRKP, parasesepuh & kelarga Bpk H. Edy M. Nalapraya…
Demikian sekilas informasi yg saya ketahui, dan mungkin mas Ravie memiliki informasi yang lebih detail tentang sejarah di peniron pejagoan kebumen…mengingat begitu lengkapnya tentang kebumen yg mas Ravie himpun…
Mohon maaf sebelumnya & atas bantuan informasinya nanti sy ucapkan terimakasih… Salam Pancasila…
Melanjutkan tentang eyang buyut Surenggada tuwin R.A. Nyai Wiryamamada ingkang pusaranipun dumunung ing blok kali pancur dusun peniron, darah Bangsawan Jawa Kedu, hanya data tsb yg kami sekeluarga pahami (bapak saya pensiunan TNI AD, Letkol Purn Wasis Yusup yg sejak umur 8 thn merantau dari Peniron ke metro trimurjo lampung adalah adik bungsu alm. Pakde kaum Amir Yusup…
Tambahan informasi dari catatan alm. Bpk R. Soepardjo (sesepuh KBSP/ Carik peniron) yaitu sekelumit silsilah untk Bpk M. Salamun desa kali jeruk kec. Kawunganten Cila cap sbb: Ki Suranggada peputro Ki Wiryamamad, Ki Wiryamamad peputro. Nyi Mad Idris, Ki Sanmukmin, Ki Sentana (mbahnya alm. Pakde amir yusup), Nyi Sendur Alimustari, Ki Wangsaredja, dan Nyi Siadmi Alibesari (mbahnya bpk M. Salamun)…
Demikian cerita tentang Eyang Buyut Mbah Surenggada yg setelah dipugar Tertulis Mbah Demang Ronodiwiryo…
Semoga dengan sedikit data tersebut, ada informasi & alurnya kemana tentang eyang buyut tersebut…makasih
nyai nalapraya I (istri dari nalapraya I) adalah anak dari Hastrosuto (hastrosuto anak kedua dari badranala). sedangkan untuk nalapraya saya belum menemukan tapi saya menemukan nama nama tokoh dengan nama depan nala….ada di daerah sruni…yang juga dahulu ada hubungan dengan pajang. karena patih kerajaan pajang sendiri berasal dari sruni.
saya yakin pelan pelan sejarah nalapraya akan ditemukan.jangan patah semangat mas. inilah asiknya mempelajari silsilah secara alami dan pelan2 sesuai data ..layaknya bermain puzzzel. berbeda dengan silsilah secara metafisik bertanya pada mediator dsb biasanya bakal agak kacau….banyak trik…
Iki makam nalapraya ada gesikan.sya SIL nalapraya tumgu infonya
saya ada silsilah nalapraja mas.. nalapraja II Makamnya ada di Depokrejo Rt 4 Rw 3.. saya masih keturunannya
Dr trah silsilah yg ada dlampung alurnya dr eyang sepuh nalapraya
Ngapunten numpang tanya tentang mbah kartodimedjo itu bagaimana silsilahnya keatasnya?karena kakek saya namanya juga kartodimedjo jadi demang tulungagung.matur suwun sanget
mau nanya , bagai mana sejarahnya syeh ibrahim asmoro kondhi , kok di dalam sejarah kebumen , tidak di jelaskan , sedangkan tradisi adatnya sudah di akui oleh muri ,,”sebab mbahku asli kwarisan panjer , tepatnya pas depan makam , bahkan tanah kosong yang ada di depan makam sebenarnya adalah tanah warisan untuk bapakku dan adiknya , tapi sayang sekarang sudah berpindah tangan , sekarang aku dan keluargaku tinggal di PONOROGO , dan mungkin hanya satu tahun sekali datang di kebumen, pada saat acara kumpul tumpeng di bulan suro…maksih.
Untuk sejarah Ibrahim Asmorokondi itu yang sejak dulu terkenal ya di Tuban, di Gresikharjo. Karena memang awal peyebaran islam itu dari pesisir utara dan timur.
Hal ini juga sinkron dengan adanya situs makam tua bertuliskan arab Fatimah binti Maimun yang ditengarai sebagai makam arab pertama di jawa timur. Untuk riwayat Ibrahim Asmorokondi kebumen setahu kami itu baru beberapa tahun sejak jaman Ibu Rustriningsih menjabat menjadi bupati kebumen.
Sebelumnya makam itu terkenal dengan nama mbah Banyumudal, bahkan menurut keluarga Kuwarisan yang sejak dahulu ikut khoul dimana pada masa itu masih sedikit, yang tujuannya khoul keluarga, belum ada nama Ibrahim Asmorokondi. Penuturan salah seorang trah asli yang kini usianya telah lebih 60 tahun dan belum pernah absen dari khoul sejak ia usia 5 tahun (Bpk. Hari warga wanayasa) kini para keluarga trah yang awalnya mengadakan khoul tersebut malah menjadi bingung karena khoul tersebut tidak lagi mengirim doa kepada para arwah leluhur mereka seperti awalnya khoul itu di adakan.
Mungkin perlu konfirmasi dengan pengurus makam Ibrahim Asmorokondi yang ada di Gresikharjo Tuban. Jangan sampai ada kesalahpahaman, apalagi sekarang kalau sekedar nama tokoh tanpa dasar sejarah yang kuat tentang buku literaturnya akan mudah dikritisi, mungkin kalau Ibrahim Asmorokondi yang tadinya mbah Banyumudal itu tidak.
Berbeda dengan pamoksan Gajah Mada dan Kuwu Panjer yang ada di kompleks Mexolie Sarinabati Kebumen (karena ada banyak hal dan kepentingan berkaitan dengan tempat tersebut).
Trimakasih.kwantitas belum tentu menjadi standar baku sebuah situs. Salam Pancasila!
oya mau nanya lagi dalam ilustrasi rekaman video yang di atas , apa benar makam singopotro yang sempat nampil itu benar adanya ,,, dan klu boleh tau foto makam itu di ambil di desa dan pemakaman mana “sebab kok tidak asing banget ,,”apakah di kompleks pemakaman umum depan masjid banyu mudal..klu iya,,, berarti yang anda potert itu adalah makam leluhurku,,””…makasih…
Makam Singapatra bukan di Banyumudal, melainkan di kompleks pemakaman Kebumen (belakang Masjid Darusalam, kel. Kebumen). Dan Makam yang di Banyumudal menurut kami adalah makam Mbah Banyumudal/ makam Kuwu pada masa Kerajaan Mataram, yang ada kaitannya pula dengan makam Mbah Basek (di kompleks pemakaman Blesek/Basek Panjer), dan makam R Kemutug di Panjer (jalan Kutoarjo/ yang kini berada dibelakang cucian mobil).
oya dukuh kwarisa ama desa kembaran itu khan punya pantangan yang seakan- akan tidak boleh di langgar oleh anak turunya ,,yaitu,,anak dari kwarisan tidak boleh menikahi anak – anak dari desa kembaran,,apa benar,,,terus bagaimana ceritanya ,,kok sampai segitunya…makasih..
Soal mitos kuwarisan dan Kembaran yang hingga kini menjadi nyata, jika kita tinjau dari sisi kawruh Sangkan Antara Lan Paraning Dhumadi, adalah sangat mungkin dan itu disebabkan oleh daya sumpah leluhur yang trukah di dua tempat tersebut yang kemungkinan ketika masa hidupnya dahulu saling bertentangan atau telah bersumpah masing-masing, yang kemudian sumpah tersebut karena diucapkan oleh para linuwih dayanya hingga kini melingkupi dua wilayah tersebut, dan leluhur tersebut menjadi Semarabumi dikedua tempat masing-masing hingga energinya masih mendayai wilayahnya.
Hal itu sejalan dengan dengan teori hukum kekekalan energi Newton, dimana energi bersifat kekal sementara materilah yang berubah. Ruh dan daya sumpah adalah energi sedangkan jasad/raga leluhur adalah materi.
oya kubah masjid banyu mudal konon menurut cerita masyarakat adalah kubah tiban / kubah yang ada dengan sendirinya ,dan menurut penelusuran ahli supranatural konon kubah itu terlempar dari puncak lawu dengan kata lain pemberian dari sunan lawu…” benarkah itu….” …makasih atas jawabanya…
Hasil wawancara kami dengan salah satu keturunan Banyumudal yang dahulu aktif ikut acara khoul sejak umur 5 tahun di masjid Banyumudal dimana masjid tersebut masih sangat sederhana dan anggota khoul nya pun masih sangat sedikit karena masjid lama masih sangat longgar untuk menampung jamaah yang terdiri dari keturunan dikatakan bahwa kubah itu sama sekali bukan kubah tiban. masjid yang sekarang adalah hasil perluasan masjid lama yang dulu jauh lebih sempit.
Jika penuturan saksi yang kami wawancarai dimana beliau aktif khoul sejak umur 5 tahun sampai sekarang telah mempunyai cucu belum pernah absen, maka rumor kubah tiban akan mendistorsi sejarah dari masjid itu sendiri.
oya mau nanya , konon , pada masa penjajah belanda tepatnya di masa perang di ponegoro kwarisan panjer pantang di jamah dan di masuki para pasukan berkuda belanda tanpa ijin terlebih dahulu , dan konon banyak pasukan belanda terlempar dari kudanya / bahkan kuda2 yang mereka tumpangi pada ambruk , karena hal itu ,
dan dari cerita rakyat yang berkembang juga mengatakan bila mitos itu masih terjadi sampai sekarang ,,dengan kata lain daerah kwarisan panjer pantang di lewati hewan berkaki empat tersebut ,,benar tidak cerita tesebut , jika benar , semoga mitos ini bisa memperkuat anda menelusuri sejarah panjer..” oya makasih atas jawabanya…”
Tentang daerah yang tidak bisa dilewati kuda terjadi ditempat lain juga tepatnya di daerah wirogaten mirit, dimana hingga sekarang dimitoskan setiap kuda dengan warna tertentu melewati jalan di depan makam eyang Wirogati dan Sekar Panji Natakusuma pasti terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan terhadap kuda tersebut.
menggali potensi dan menjaga tradisi adalah tugas pemkab kebumen dan kususnya para warga keturunan kwarisan panjer , harapan saya semoga tradisi kumpul tumpeng tetap selalu terjaga dan lestari sehingga bisa menjadi aset daerah untuk mendatangkan wisatawan baik lokal ataupun inter lokal , sebab jujur saja ” mungkin hanya tradisi inilah yang membuat aku dan keluargaku masih mau menyempatkan diri mengeluarkan uang banyak hanya untuk datang ke jawa tengah tepatnya di panjer kebumen , dan tanpa tradisi ini mungkin belum tentu aku dan keluargaku , mau datang kesana , apalagi kakek dan nenekku juga sudah lama meninggal , dengan kata lain ” tak ada yang pantas aku datangi di kebumen selain cuma untuk menghadiri tradisi ini…… ” yaitu kumpul tumpeng di bulan syuro “…itu aja karena mewujudkan pesan / dan janji terakhir nenek dan kakekku sebelum meninggal…”yaitu untuk selalu bisa datang menghadiri acara tersebut , bagaimanapun kondisinya…”
Assalamuallaikum ,,, Mas Ravie.
Sebelumnya perkenalkan nama saya Firmansyah, saat ini saya tinggal di Bojonggede Bogor Jawa-Barat.
Seandainya Mas Ravie berkenan, saya mohon bantuan informasi yang Mas Ravie ketahui mengenai :
1. Sejarah serta silsilah Mbah Syeh Baribin
2. Hubungan antara Mbah Bental (makamnya berada di kaki bukit grenggeng) dengan Mbah Syeh Baribin Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
Wass wb.
Untuk silsilah Syeh Baribin kebetulan kita ada di buku silsilah kraton, dilain waktu segera kita tuliskan.
Untuk hubungan antara Syeh Bental dan Syeh Baribin kita harus cari data dari Syeh Bental terlebih dahulu, agar tidak terjadi kesalahan korelasi antar silsilah.
Salam Pancasila !
Maaf Mas Ravie, melanjutkan ttg eyg buyut surenggada…
Legenda peniron yg sy ketahui yaitu ttg mbah kali pancur, & diblok makan kali pancur jg ada makam trah patra, yaitu makam mbah patrabaya & mbah patranala…ttg mbah surenggada bbrp kali ziarah bersama alm. Pakde amir yusup kaum desa peniron (salah seorg pelopor kesenian jamjaneng/janengan) mbah surenggada tuwin R.A. Nyai Wiryamamada ingkan pusaranipun dumunung ing blok kalipancur dusun peniron, darah bangsawan jawa kedu…menurut sekilas catatan alm mbah R. Soepardjo (carik peniron/sesepuh KBSP) sbb: Ki sureanggada peputro Ki Wiryamamad, Ki wiryamamad peputro: Nyi mad idris, Ki sanmukmin, Ki sentana (mbahnya alm pakde amir yusup), Nyi sendur alimustari, Ki wabgsaredja, & Nyi siadmi ali besari . Pd juni 1995 makam eyg buyut tsb dipugar menjadi mbah Demang Ronodiwiryo glondong desa peniron periode +- 1830-1870, yg menurunkan keluarga mbah demang Ronoredjo/Ranareja & mbah kartodimedjo (cariknya) periode +- 1870-1910 yg pesareannya di jatiteken penuron. Peresmian diwakili alm. Bpk soepadmo hadisoepadmo (dr keluarga besat KBSP/keluarga besar samsi prawirodimedjo), parasesepuh peniron & perwakilan keluarg Bpk edi m nalapraya krn beliau salah satu keturunan mbah Demang Ronodiwiryo.
Demikian informasi ttg mbah surenggada/mbah demang ronodiwiryo, yg sy ketahui.
Mohon maaf sebelumnya dr saya tito ito winarto bin letkol purn (tni) wasis yusup (adik bungsu alm. Pakde kaum amir yusup, yg dr umur 8 thn beliau bpk wasis yusup merantau dr desa peniron ke trimurjo metro lampung). Demikian, mohon bantuan informasinya ttg alur eyg buyut tsb di atas.
Salam dr sy & salam Pancasila…
Trimakasih atas masukan datanya. kita akan coba merunut data tersebut. terimakasih
Salam Pancasila..!
maaf kalau singo ndanu itu siapa ya?
Asslmkm…..
mf mau tanya nh…apa memang betul SINGAPATRA trah kturunan Majapahit….? tpi menurut analisa saya beliau adalah pendatang ..putra dari KI SINGAYUDHA dan RANTAN SARI Adpti JATIBARANG trah Cirebonan sedangkan keturunanannya diantaranya SINGA NDANU (Gombong-Kebumen),SINGAWANA-(Nusawungu-Kroya-Cilacap-Jateng),SINGA LEKSANA -Pemalang,SINGA RINGGO PAMUNGKAS-Pameumpeuk -JABAR. kami dari keluarga trah itu dan punya silsilah…,pernah suatu ketika beberapa tahun lalu ada keluarga SINGA PATRA/SINGA PRANA/SINGA GENI/SINGA LATUNG dst singgah Ziarah ke makam SINGA WANA/SINGAWACANA di NUSAWUNGU…, timur kota KROYA-CILACAP.-JATENG,..sedangkan petilasan para SINGA ini ada di kawasan BELIK-PEMALANG..,jadi lebih banyak condong ke keluarga JATIBARANG-PEMALANG-KROYA-CIREBONAN bukan dari MAJAPAHIT…yg dari keluarga Majapahit adalah trah P.BARIBIN putra BRAWIJAYA IV (SINGHA WIKRAMAWARDHANA/R.PANDAN ALAS)….,Sekitar NUSAWUNGU-KROYA bnyak terdapat keturunannya termasuk dari keturunan…P.BARIBIN(MAJAPAHIT) yg awal mulanya dimakamkan di Desa SIKANCO-DANASRI-NUSAWUNGU,Jga keturunan KI.BAGUS BODRONOLO…KOLOPAKING.juga ARUMBINANG….juga Trah JOKO SUWARNO adik dari DEN BAGUS JANAH (Rd.JONO ) WIRASABA-BMS.. trah2 ini sudah menjadi satu menjadi trah darah KROYA…,sedangkan P.BARIBIN sendiri masih ada trah darah Majapahit-Luamajang-Wirasaba-Cirebon-Ampel Denta/Sn.Ampel…… trims,
Wassalam….
BAGUS L..JATI – AGUS PRIYANTO
Wass. Wr. Wb.
Singapatra yang kita tulis disini adalah Singapatra di Kebumen. dan memang seperti itu adanya (seperti yang ditulisan kami) baik secara sasmita maupun secara legenda. Sedangkan Singandanu di Guci Wungu itu kemaren kita juga teliti silsilahnya tetapi masih belum menemukan titik terang karena ada beberapa alur jalur yang kurang sinkron waktunya. Jalan satu satunya biasanya dengan nyekar sampai diberi sasmita dari leluhur tersebut.
Karena terkadang legenda tidak pas dengan sasmita, juga sejarah.sehingga dengan sasmita bisa ditarik garislurus. Untuk trah Badranala, Kolopaking dan Arungbinang kita juga ada catatannya dari beberapa babad.termasuk Baribin Grenggeng, Ki Tolih, Adipati Kaleng serta Bagus Janah. Kita teliti semua catatan dari berbagai versi tersebut.bahkan buku laporan perang Belanda melawan Dipanegara dan Kalapaking kita juga ada dari museum Belanda.
Sedangkan Pangeran Baribin menurut babad yang ditulis dengan bahasa Belanda di museum Belanda, beliau adalah anak raja majapahit yang disuruh pergi oleh Gajahmada ke daerah Kaleng Puring dst. dalam penulisan kita nulisnya harus objektif, maka kita gunakan berbagai sumber data baik akademisi, legenda maupun Sasmita, Trimakasih
SALAM PANCASILA..!
Ass.Wr.Wb.
Ikut-nimbrung-yaa,bagaimana-dengan singamenggala ? konon beliau adalah kakak beradik dengan Singayuda. Mereka cucu arumbinang IV yang tinggal di Panggel kelurahan Panjer. Apakah ada hubungannya dengan Singapatra ?
Assalamu’alaikum.
Salam kenal mas Rafie. Saya Mukhtar, tinggal di Lampung, Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatra).
Semasa ayahku masih sugeng, semasa kanak-kanak, saya didongengi ttg leluhur. Namun saat itu saya tidak terlalu “menggubris” sekaligus tidak dong. Yang selalu beliau disebut adalah nama-nama sepintas saya baca di trah Aroeng maupun Kolopaking. Ada juga nama-nama yang asalnya dari Yaman, tuturnya. Tapi saya tidak terlalu paham yang dari garis nenek yang mana dari kakek yang mana. Dan selepas SD, saya sudah “dilungakake” guna menuntut ilmu. Sekarang sesepuh kami sudah tidak ada, di Lampung, Palembang maupun di Kebumen. Namun sebagian famili masih ada a.l. di Panggel dan Ngaren. Kini, tak tahu alasan pastinya, seolah ada yang “nagih” dalam diri saya utk mencari sangkan paraning dumadi (secara trah).
Utk itu:
1). Sepintas saya pernah baca tulisan bahwa Panjenengan masih sepupu pak Mundiri Panggel (mantan Lurah Panjer). Kalau boleh tau dari alur mana mas? Karena saya sendiri adalah sepupunya juga. Ibu saya adik dari alm. pakde Rasdi (ayah mas Mundir).
2). Mohon penjelasan tentang alur (ke atas) nama-nama;
a. Kyai Dahlan/Jago(a?) Kulon (terakhir nyantri di Somalangu (era Syekh Abdurrohman), Singorejo (?), Singodimejo, Singomenggolo, Singoyudo.
b. Demang Selang (tidak tau namanya).
3). Mohon penjelasan tentang alur (ke atas) nama-nama;
a. Kyai Qusyairi (nyantri di Somalangu era Syekh Abdurrohman), sezaman dg Kyai Dahlan yg akhirnya m’jadi menantunya dg menikahi eyang Kamilah. Beliau dulu mangku Langgar Panggel.
b. Kyai Abu Salim dan Kyai Abdurrohim. Mereka juga mukim di Panggel.
Dan saya sendiri putra dari Ghozali bin Qusyairi (suami dari Kamilah). Ayah saya sendiri adalah santri Somalangu, murid Rama Mahfudz, Rama Thefur & Rama Surur. Beliau juga anggota AOI zaman perjuangan melawan Belanda.
Demikian mas Rafie. Mohon bantuannya dan saya sangat menunggu. Trimakasih.
SALAM PANCASILA.
nyicil menjawab: mbah kakung saya bernama suwandi, yang kemudian dikenal sebagai supandi. beliau putra dari jayareja panggel. pak rusdi itu keponakan mbah kakung saya. ada saudara mbah kakung saya juga di tamanwinangun bernama pak mungawin, munasir (semua dari panggel).
Asslmkm….
Trims Mas Ravie….info yang anda berikan hampir sama cuma untuk kejelasan Gajah Mada disini mnurut brbagai cttan adalah Gajah Mada II yang kelak juga menghilang dgan Singhawikrama Wardhana/BRAWIJAYA IV, Sedangkan SINGAPATRA bin SINGAYUDHA+NI RANTAN SARI bin SURENG YUDHA memang mempunyai beberapa putra yang menyebar di 4 (empat) penjuru TIMUR;SINGANDANU…,SELATAN;SINGAWANA…,UTARA;SINGA LEKSANA….,BARAT;SINGA RINGGO PAMUNGKAS.Untuk SINGA MENGGALA memang banyak nama2 itu dipakai seperti di Danasri-Nusawungu juga SINGA DIPA..Untuk konteks cttan Belanda sebenarnya saya sedikit kurang cocok karena banyak juga cttannya mengaburkan sejarah..karena di Gombong sendiri banyaknya cttan sejarah asli dibakar..,beberapa sesepuh generasi skarang contoh di MASJID SOKO TUNGGAL -PEKUNCEN-GOMBONG beberapa tidak tahu menahu asal muasalnya sedangkan dlam cttan sya menurut pnjabaran dari “beliau”adalah 1(satu) dari empat yg ada pd peristiwa didirikannya Masjid Agung Demak berbarengan dengan diresmikannya 5 MASJID SOKO TUNGGAL(BEDONO,PEKUNCEN GOMBONG,MRANGGI,CIKAKAK- WANGON,PEKUNCEN BUMIAYU…) yg didirikan oleh P.BARIBIN (yg diMakamkan kedua kalinya di GRENGGENG-PRISTIWA SANG SATRIA GONDOMAYIT/DEN BAGUS JANAH AWAL;Jejak tilasnya geger hilangnya “JISIM SANG BARIBIN” masih ada sampai sekarang di makam lama di daerah SIKANCO-NUSAWUNGU-CILACAP).
Untuk SINGAPATRA memang se angkatan dengan Ki Bagus Badranala dia bukan putra Kebumen Asli tpi menurut sya/para sesepuh Beliau putra dari alur SINGAYUDHA +NI RANTAN SARI -ADPTI JATIBARANG yg dalam perjalanannya pernah di PEGUNUNGAN JIMAT/MENDELEM-BELIK-PEMALANG terkenal dengan nama SINGA PRANA.(silahkan cek langsung disitu berkumpul jejak tilas trah darah SINGA yg berasal dari Sn.GUNUNG JATI-Cbn.) Coba perhatikan trah perkawinan kebanyakan di KEBUMEN &sktrnya TRAH BARIBIN yg menurunkan JOKO SUWARNO/JAKA GUMINGSIR(adik DEN BAGUS JANAH/JAKA SWARGA/Rd.JONO/Adpti WARGA UTAMA WIRASABA) bin JOKO TAMBANGAN bn JOKO SURAWIN bin JOKO HURANG bn JOKO KATUHU(+DEWI SAMPUR bnti BRAWIJAYA V)bn P.BARIBIN bn BRAWIJAYA IV.
JOKO KATUHU juga menantu Rd.PAGUWON/Adpti Wirasaba-BMS sepupu P.Baribin ponakan Adpti Kaleng(Paman P.BARIBIN yg kelak putranya yaitu Bnyak Kumara menjadi menantu Adpti Kaleng sepupu DEWI TAPEN /IBUNDA P.BARIBIN)
JOKO SUWARNO menantu dari TRAH GRENGGENG (Trah turunan dari BONDAN KEJAWAR bn BRAWIJAYA V) terus berbesanan dengan TRAH KI BAGUS BADRANALA (gabungan TRAH BONDAN KEJAWAR DAN BONDAN SURATI bn BRAWIJAYA V) ygkelak menurunkan 2 TRAH BESAR kidul yaitu; KOLOPAKING/KERTAWANGSA (KBN,KROYA)& saudaranya TRAH WANGSANEGARA (TRAH BMS,CLP,KYA..Makam WANGSA NEGARA di depan makam Adpti MANGKUPRAJA bn KENTOLKERTOYUDHA bn BANYAK WIDHE(putra bungsu) bin P.BARIBIN + R.GALUH …yg berada di PEMAKAMAN MANGKUPRAJA-PEKUNCEN-KROYA).
Sbenarnya cttan silsilah ini sebagian ada di Gn.GRENGGENG/WULAN,cek juga Silsilah Sejarah Banyumas dsusun oleh RMS.BROTODIREJO/ADPTI MARTADIREJA III BMS…dll.
Adapun Adpti ARUMBINANG/JAKA SANGKRIP/HONGGOWONGSO/SUROWIJOYO bn PB I +PUTRI KYAI WRENGGONO yg masih turunan P.BUMIDEREJO adik TIRI SULTAN AGUNG juga sering berbesanan dengan TRAH BARIBIN/PARA ADPTI BANYUMAS….
kenapa mereka dari dulu terus menjalin/saling berbesanan..(?)
CTTAN…; jika terjadi adanya makam lebih dari satu dikarenakan kondisi waktu itu untuk mengelabui pristiwa2 pengejaran musuh .dll.cntoh; P.BARIBIN, Adpti MANGKUPRAJA …dll-dst)
Demikian mohon mf jika seklumit cttan kecil ini sya sampaikan klo ada yg kurang pas sekiranya Sekali lagi mohon mf… dikoreksi,dijelaskan dan maklum adanya….
Trism atas atensi dan Keterangannya, Salam kenal …Mas Ravie….
Wsslmkm.wr.wb…
dari
B.L.J.bn Suwarsono bin Salyo Wh +Sutinah bnti Wanasemita bin Singawana bn Singapatra bn SingaYuda+Ni Rantan Sari…dst (; jalur/cabang silsilah msih ada hub,nya dngan cttan di atas)
SALAM KOMPAK-SALAM PANCASILA…..!!!
Ya terimakasih
Keyakinan adalah hak milik semua orang tanpa harus dipaksakan. seperti juga para leluhur jika memberikan sasmitadhi yang terkadang sangat berbeda dengan apa yang telah disebutkan dalam catatan-catatan pengarang terdahalu. Dan yang lebih penting adalah bagaimana kita untuk selalu NGUGEMI tradisi dan Naluri para leluhur dalam segala gerak langkah kita dimasa sekarang dan ketika alam telah menuntun serta leluhur telah menghendaki maka kesejatian yang telah tinarbuka tidak akan mampu di intervensi oleh siapapun sebab Takdir iku sayekti tan kena lamun ingowahan
Salam Pancasila.!
Asslmkm….
Trah Singapatra dll berkelanjutan…. sudah ..beberapa keluarga kerabat kraton….(;mf) mulai sering mengadakan kontak untuk menjalin siltrhim keluarga yg tersebar di sekitar Dulangmas Raya Versi baru(15 Kab.BREBES-KENDAL…,BUMIAYU-MAGELANG…CILACAP-PURWOREJO…RAYA=PARAHYANGAN TIMUR)….yg kelak kemungkinan menjadi prov.baru lepas dari JATENG.
Memang bberapa trah ini sangat exslusive…dan kemunculannya tdk disangka2…trah ini sekarang sudah mulai menyatu dengan trah timur Majapahit,Demak,Mataram….jga dengan trah Palembang(Susuhunan Palembang) dan beberapa trah turunannya hampir merata keseluruh Nusantara + luar negeri….Trah yg dulu menghilang( ;Pangiwa)sekarang muncul dengan kekuatan yg lebih besar lgi…dan segera bergabung dengan beberapa keraton di tanah JAWA….surut dan berakhirnya kerajaan di tanah Jawa…ditengarai akan munculnya kekuatan trah yg lebih besar lgi….wallahu ahlam bi sawab….
oke Ms Ravie trims dg segala atensinya…semoga apa yg sering kita perbincangkan sebentar lgi bsa terkuak.. dan brmanfaat…..Aamiin…mohon mf yg sebesar2nya atas segala kekurangannya, bila ada yg kurang berkenan…
Wsslmkm wr.wb….
SALAM KOMPAK PANCASILA….
Mas, kalau boleh tau makam singandanu itu dimana ya?
karena beliau adalah leluhur saya.
saya sudah berusaha mencari silsilahnya namun sampe sekarang belum ketemu.
info yg saya dapat dari singandanu punya anak (maaf saya lupa), lalu punya anak notoprawiro, punya anak sastroredjo, punya anak suhartono, dan punya anak Hanang (saya)
apakah singandanu masih kerabat (darah) mataram atau bagaimana ya?
info yang saya dapat beliau masih kerabat 9darah mataram). cuma juga masih simpang siur karena silsilah belum ada.
trims
Ass.wr.Wb. Kalau tidak salah di daerah puring desa sidodadi ada makam keramat yaitu makam GUSTI SINGANDANU. menurut cerita orang setempat beliau adalah orang yang sakti mandraguna. anak keturnan di daerah tersebut pada jadi orang. coba sekali kali main ke desa tersebut dan minta petunjuk ke para sepuh di sana.
Terima kasih.
bambang puring.
maturunuwun untuk wacana,, jadi sy sedikit ada gambaran kok,eyang sata punya nama singodimejo,ternyata masih ada kaitan dengna singo menggolo,,beliua di makankan di dansasri nusawungu kroya
Mas, kalau boleh tau makam singandanu itu dimana ya?
karena beliau adalah leluhur saya.
saya sudah berusaha mencari silsilahnya namun sampe sekarang belum ketemu.
info yg saya dapat dari singandanu punya anak (maaf saya lupa), lalu punya anak notoprawiro, punya anak sastroredjo, punya anak suhartono, dan punya anak Hanang (saya)
apakah singandanu masih kerabat (darah) mataram atau bagaimana ya?
info yang saya dapat beliau masih kerabat 9darah mataram). cuma juga masih simpang siur karena silsilah belum ada.
trims
mas hanang dimana
silahkan kalau sempat ada waktu bisa hubungi saya
kita diskusi bersama.
silsilah eyang singgo ndanu posisi ada di tempate saya di desa muktisari rt 01 rw 04 kec kebumen kab kebumen silsilah eyang singo ndanu,pandit,sokadiwangsa masih kumplit dan masih ada silahkan datang ke tempat saya di desa muktisari saya putra H.M suwarsono
Bisa minta no hp penjenengan mau tanya tentang empu Pandit
Coba mampir ke artikel ini mas
****://****
Saya turunan ke 5 dari mbah singandanu dari mbah Surawana.
Salam.
salam Pancasila
Rahayu
saya Mohon kepada penulis untuk enulis silsilah eyang buyut saya RADEN SINGANDANU
yang di Goci, Desa Sidodadi, Puring, Kebumen
terima kasih.
Assalamu’alaikum Wr Wb
Selamat siang, mohon ma’af sebelumnya.. Saya Eko dari Gombong. Mau menanyakan silsiLah atau trah singo, kebetulan Saya buyut dari Singo utomo dan Saya ingin tahu siapa cangga Saya belum Saya dapati juga sampai sekarang.. Mohon bantuannya Pak.. ?
Maaf Mas Ravie…
Utk bantuan data ttg alur eyg buyut Surenggada/Mbah Demang Ronodiwiryo bisa diemail ke [email protected] atau kontak sy 085722487827 tito…
Salam Pancasila…
Maat mas Ravie…
Sudah ketemu kah susur galur eyang buyut surenggada / Demang Ronodiwiryo peniron kebumen..
Adakah tertulis dalam perjalanan sejarah di wilayah kebumen sekitarnya?
Kita masih terus mencari, tapi belum ada riwayatnya baik di babad-babad maupun buku literatur lain yg kita punya.
Tokoh tersebut kira-kira hidup di jaman apa?
misal mataram, mataram apa? Panembahan Senopati / Hanyakraeati / Sultan Agung / Amangkurat I, atau pasca mataram jadi 2, Surakarta dan Yogjakarta.
Kalau Yogyakarta kira kira masa Sultan berapa, apa masa Dipanegara?
Maaf mas ravie, data dr KBSP & PRKP sebatas menyatakan Demang Ronodiwiryo (yg awal sblm dipugar makam tab makam eyg buyut Surenggada sepengetahuan kami sekeluara) yg cataran bpk alm R. Soepardjo yg menurunkan mbah alimukmin, bpknya alm pakde amir yusup & wasis yusup (mbah ali mukmin putranya ki sentana). Kmgkinan masa eyg buyut surenggada/demang ronodiwiryo semasa dgn ki udadiwangsa yg menurut sejarah peniron pemimpin pertama, perkiraan pd masa Praja mangkunegaran ‘Mangkunegoro III.
Dan keterangan sesepuh dukuh krajan peniron istri alm mbah ali mukmin bernama Anisah putra mbah Ali ropingi putra dari mbah Patranala, mbah patranala putra dari mbah Patrabaya.
Demikian mas ravie, nanti saya cari tambahan data lagi dr sesepuh yg masih jumeneng…
Mas minta info kalau patradiwangsa anak siapa saya kepaten obor nuwun
Ambara
Maaf mas ravie, data dr KBSP & PRKP sebatas menyatakan Demang Ronodiwiryo (yg awal sblm dipugar makam tab makam eyg buyut Surenggada sepengetahuan kami sekeluara) yg cataran bpk alm R. Soepardjo yg menurunkan mbah alimukmin, bpknya alm pakde amir yusup & wasis yusup (mbah ali mukmin putranya ki sentana). Kmgkinan masa eyg buyut surenggada/demang ronodiwiryo semasa dgn ki udadiwangsa yg menurut sejarah peniron pemimpin pertama, perkiraan pd masa Praja mangkunegaran ‘Mangkunegoro III.
Dan keterangan sesepuh dukuh krajan peniron istri alm mbah ali mukmin bernama Anisah utra mbah Ali ropingi putra dari mbah Patranala, mbah patranala putra dari mbah Patrabaya.
Demikian mas ravie, nanti saya cari tambahan data lagi dr sesepuh yg masih jumeneng…
Maaf mas ravie…dlm pembelajaran sejati, ya mungkin setengah sasmita beliau memberi tahu bergelar RM. Tumenggung Surenggodo Jalmowongso/aryodilogo/aryomenggolo wilayahnya demang kepatihan lor pada masa HB III & P. Poeger
mohon info u/ leluhur di gombong desa kembang kuning siapa mas ? trims
untuk singayudha panggel, jika dia cucu arungbinang IV jelas tidak sama dengan kurun singapatra kebumen. karena di peta belanda tahun 1800 saja daerah makam singapatra sudah terpetakan (singapatra jaman sultan agung) sedangkan arungbinang IV itu tahun 1830, mulai bertahta di kebumen tahun 1832 jadi singayudha cucu arungbinang IV sangat beda alur dan kurun dengan singapatra badranala.
sedangkan untuk grenggeng, selain makam syekh baribin, ada pula seorang adik baribin yang juga di sana (sesuai dengan catatan babon silsilah raja raja jawa milik kraton). ada pula adiknya yang lain dari baribin nama Raden lawu yang kemudian menuju PENIRON. malah yang dikenal di catatan itu adalah joko Lawu Peniron…
Mas, ada yang punya silsilah turunan Raden Ngabehi Nalapraya II (Gesikan)? dan ada yang pernah dengar nama RM. Dipoleksono atau RM. Dipodirejo? Matur nuwun sebelumnya
nalapraya gesikan ..saya pernah juga ke situs sumurnya di sebelah rumah pak agus…itu ada hubungannya dengan trah badranala panjer. lain waktu saya coba akan telusuri itu. di peniron juga ada hubungannya dengan nalapraya
RM dipodirejo sering di sebut2 ibu saya , kata ibu saya itu kakek nya , ibu saya mempunyai ayah bernama R Syahrie soehandi (lahir di kutoarjo jateng), konon kata ibu saya , beliau (ibu saya ) turunan ke 13 dari raden patah
ibu saya sekarang sedang mencari trah nya
RM dipodirejo sering di sebut2 ibu saya , kata ibu saya itu kakek nya , ibu saya mempunyai ayah bernama R Syahrie soehandi (lahir di kutoarjo jateng), konon kata ibu saya , beliau (ibu saya ) turunan ke 13 dari raden patah
ibu saya sekarang sedang mencari trah nya
tentang singamenggala panggel, saya sendiri sejak lama mencari riwaYATnya tapi belum ketemu pastinya.itu mungkin harus di bypass dengan sasmita, tapi belum saya tempuh. saya sendiri keturunan panggel. dan saya prihatin sendiri dengan silsilah kakek saya dari panggel. karena hanya diketahui sampai buyut saya saja (ayah kakek saya).padahal keluarga di panggel hampir mayoritas satu trah itu. termasuk mantan lurah mundiri,itu masih sepupu dengan saya..dulu kakek saya alm. adalah tokoh seniman janeng kebumen..dari panggel tapi kemudian tinggal di kebumen. harusnya dari singamenggala sampai ke generasi panggel saat ini ada alurnya.tapi mungkin karena di sana tradisi ziarah kurang (cukup dijamak dari rumah) akhirnya alur sulit dirunut.makam2 yang sudah lama ditumpuk dengan yang baru.saya sendiri 3 tahun yang lalu berusaha mencari makam buyut saya di panggel sudah ilang diganti dengan yang lain. buyut saya dari panggel namanya mbah jayareja, kakek saya suwandi, di kebumen dikenal dengan nama supandi…saat mbah saya masih hidup, tiap lebaran keluarga panggel pasti ketempat saya silaturahmi dengan mbah.
untuk mas bagus jati bin suwarsono sidomulyo (makam goci), saya beberapa waktu lalu juga bertemu dengan bapak suwarsono dan sempat ngobrol, dan melihat silsilah yang dipigora tentang singayuda….yang menurunkan alur bapak suwarsono.saya sempat menulisnya juga di kertas dan saya runut dirumah.saya macth kan dengan data sejarah yang ada….saya rasa memang singapatra kebumen yang saya tulis di artikel ini, bukan seperti yang panjenengan maksudkan. saya silaturahmi dengan bapak suwarsono sebagai pelaku perang sidobunder yang berhasil selamat karena lari ke daerah utara sawah dan bersembunyi di gerumbul pohon dan makam itu bersama 7 rekan lainnya.kebetulan saat itu saya lagi mencari data dari berbagai narasumber pelaku sejarah baik pelaku perang , maupun warga yang menjadi korban perang.nuwun
dalam meneliti sejarah apalagi yang berkaitan dengan babad kami harus gunakan berbagai sumber, baik babad banyumas (itu saja ada beberapa versi dan ada perbedaan masing masingnya), babad kebumen versi jogja, versi badranala, versi kolopaking versi arungbingan,arungbinang versi belanda, versi temanggung, dsb semua ada perbedaan yang tentunya tidak bisa dipaksakan satu sama lainnya karena ada kepentingan masing masing penulisnya saat itu, belum lagi babad ambal, sruni dsb yang juga memuat silsilah. begitu juga silsilah versi kraton, versi masing masing trah, semua ada perbedaan, dan semua itu juga mesti di hubungkan dengan data catatan sejarah yang ada..kurun waktunya, dsb….jadi tidak bisa kita memaksakan. itu lah perlunya kebijaksanaan dalam mempelajari sejarah dan toleransi lokal kesejarahan antar trah..maka untuk itu kita harus semaksimal mungkin objektif dalam sebuah penulisan. sebab banyak sekali penulisan sejarah tokoh akan menjadi subjektif apalagi kalau yang kita tulis adalah leluhur kita atau karena kita telah lama yakin dengan alur dan cerita yang telah ada tanpa adanya penimbang sejarah lainnya. soal singa patra versi yang anda yakini, tidak kali ini saja terjadi, dulu waktu sarasehan sejarah panjer, ada juga yang merupakan trah dari sutu tokoh (bukan trah panjenengan) juga merunut seperti panjenengan, semua /beberapa tokoh lokal daerah ditarik satu alur dari trah tokoh tersebut, jadi itu yang dinamakan Istana sentris dalam ilmu sastra….maka dari itu dalam web ini kami berusaha menulis dengan menganalisa berbagai data yang ada yang berbeda dan tentunya kita tidak mau subjektif ataupun istana sentris…karena jaman telah berbeda dan makin terbuka. salam Pancasila.
satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan dalam mempelajari silsilah, kit aharus memahami teori sangkan antara lan paraning dumadi, sehingga berbekal itu kita akan terminimkan dari sifat subjektifitas trah maupun kedaerahan meskipun kita mungkin berasal dari daerah atau trah itu.karena dengan memahami sangkan antara lan paraning dumadi, kita akan jadi terbuka terhadap kesejatian manusia, yang sebenarnya sama….