Punden Berundak Prasejarah Gunung Tangkil Kebumen
Tangkil adalah salah satu bukit di kota Kebumen yang sudah menjadi pusat peradaban sejak masa prasejarah. Bukit ini memiliki ketinggian 77 mdpl. Tugu triangulasi masih bisa dijumpai dengan kondisi telah roboh. Dari puncak bukit kita bisa melihat indahnya kota Kebumen. Jejak-jejak bangunan punden berundak masih bisa dilihat jelas setidaknya 3 tingkat trap/tangga naik. Dugaan sementara, tangga naik dari sisi selatan menuju timur laut (lor wetan). Punden berundak ini memiliki struktur bangunan yang mirip dengan punden berundak Tambaksari Kejawang yakni memanfaatkan material batuan wadas yang mendominasi daerah tersebut.
Pada tanggal 13 Oktober 1863 ditemukan cincin emas tanpa inskripsi di lokasi ini dan teregister sebagai temuan no. 2308 yang kemudian disimpan di museum kolonial. Cincin tersebut diduga berasal dari periode Hindu.
Cerita rakyat yang berkembang menyebutkan bahwa pembuka hutan Tangkil bernama Mbah Suryani, salah seorang pengikut Pangeran Dipanegara. Sebelum membuka pemukiman di Tangkil, Beliau ditemui oleh Smarabumi yang bernama kaki Sawi. Setelah negosiasi dan janji untuk saling menghormati disepakati, Mbah Suryani mulai membuka pemukiman di sebelah timur puncak Tangkil.
Selain cincin emas, pernah juga ditemukan kapak batu di lokasi tersebut. Dalam peta Belanda, Petilasan Mbah Prabu gunung Pencu juga masuk dalam wilayah Tangkil. Mbah Prabu di sini merujuk pada sosok R. Harya Suputra/Harya Baribin yang merupakan adik dari Brawijaya IV yang diperintahkan Gajahmada untuk meninggalkan Majapahit menuju Panjer Nagari agar tidak terjadi tahta kembar sehingga Beliau dikenal pula dengan sebutan Ratu tak bermahkota. Mbah Prabu berada di Pencu Tangkil setelah sebelumnya mesanggarah di Alian.
Sejak masa kolonial, puncak Tangkil beralih fungsi sebagai pemakaman memanfaatkan bekas-bekas komponen punden berundak dan masa hindu yang masih tersisa.
Panjer Nagari Selasa Legi, 22 September 2020
Ravie Ananda
Tugu Triangulasinya ga difoto? hehe