Situs Pertabatan Brawijaya V (Ratu Kembar) / Raden Suputra / Raden Putra / Harya Baribin di Suratrunan – Alian, Kebumen
![Situs Pertabatan Brawijaya V (Ratu Kembar) di desa Suratrunan - Alian, Kebumen](https://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2014/04/situs-pertabatan-raden-putra-di-suratrunan-alian-kebumen-300x240.jpg)
Situs Pertabatan Brawijaya V (Ratu Kembar) adalah tempat bertapabratanya Brawijaya V (Ratu Kembar). Situs ini terletak di Gunung Koembang yang oleh masyarakat setempat disebut dengan Gunung Puyuh desa Suratrunan kecamatan Alian kabupaten Kebumen (nama baru dari Panjer yang sebelumnya merupakan sebuah Nagara pada masa Majapahit).
- Silsilah Raden Suputra/Raden Putra/ Harya Baribin
Sesuai dengan Serat Sarasilah Mataram dan Buku Ringkasan Babad Tanah Jawi diketahui bahwa Raden Suputra/Raden Putra/Harya Baribin adalah putra ke 5 dari Prabu Brawijaya IV (Bra Tanjung) dengan isteri Putri Pajang.
- Perjalanan Brawijaya V (Ratu Kembar) ke Negara Panjer
![Peta Wilayah Panjer Kini Menjadi Kebumen (lingkaran merah); Peta Raffles 1817](https://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2014/04/peta-panjer-300x213.jpg)
Kisah perjalanan Brawijaya V (Ratu Kembar) ke Negara Panjer dituliskan dalam “Tijdschrift Voor Indishche Taal – Land – En Volkenkunde”
Inti terjemahannya sebagai berikut :
Dikarenakan tidak diperbolehkan adanya tahta kembar (setelah wafatnya Brawijaya IV/ Bra Tanjung) Raden Putra yang merupakan adik dari Raden Alit/ Angkawijaya/ Brawijaya V) akhirnya meninggalkan kerajaan Majapahit dengan ikhlas. Mengikuti saran dari Gajahmada, Raden Putra pun pergi ke arah barat di Negara Panjer untuk menjalani takdir besarnya. Dalam perjalanan, ia bertapa di beberapa tempat guna memohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Salah satu tempat pertapaannya adalah di Gunung Koembang yang oleh masyarakat setempat kini lebih dikenal dengan nama Gunung Puyuh di desa Suratrunan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. Dalam pertapaannya di Gunung Koembang (tempat tersebut merupakan situs kuno yang telah ada jauh sebelum kedatangan Raden Putra “dimungkinkan dahulunya merupakan Punden Berundak”) Raden Putra mendapat petunjuk untuk meneruskan perjalanan menuju ke Kaleng (kini masuk wilayah Kecamatan Puring).
![Gunung Pager Dandang - Wagir Geong (Gunung Kenap Karangkembang) dan Gunung Koembang, 1857](https://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2014/04/gunung-wagir-geong-pager-dandan-dan-gunung-sikumbang-300x211.jpg)
Perjalanan dari Gunung Koembang akhirnya sampai ke daerah Kaleng. Dikisahkan bahwa Raden Putra kemudian beristirahat di bawah pohon Gendayakan. Tubuh Raja Pandita yang tengah keletihan ini ternyata memancarkan sinar yang amat terang dan terlihat oleh Ki Ageng Kaleng. Tokoh pemimpin dari wilayah Kaleng itu pun segera tahu bahwa orang yang berada di bawah pohon Gendayakan tersebut adalah seorang yang linuwih. Ia segera menghampiri dan setelah menanyakan nama dan asal usulnya, Raden Putra pun diajak ke rumahnya. Setelah beristirahat di Kaleng, Raden Putra diajak Ki Ageng Kaleng ke rumah Kyai Ayah yang pada saat itu sedang mengadakan sebuah pesta.
Dari Ayah, Raden Putra diantar oleh Kyai Ayah menuju kediaman Buyut Kejawar di Kejawar, sedangkan Ki Ageng Kaleng kembali ke kediamannya. Dari Kejawar Raden Putra diantar oleh Ki Buyut Kejawar menuju ke Pasir Luhur. Setelah menetap selama lima bulan di Pasir Luhur, Raden Putra meneruskan perjalanan menuju Pajajaran.
Di Pajajaran, Ia kemudian menikah dengan salah satu cucu Raja Pajajaran dan dianugerahi empat orang anak yakni:
- Raden Kaduhu (Adipati Margautama)
- Raden Banyak Sasra/Catra (Pasir Luhur)
- Raden Banyak Kumara (Adipati Kaleng)
- Rara Ngaisah (Nyai Mranggi Kejawar)
Singkat cerita, dari Pajajaran Raden Putra kemudian kembali ke timur dan menghabiskan masa hidupnya menjadi seorang Pandita di Gunung Grenggeng yang hingga kini dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Syekh Baribin.
![Gunung Grenggeng - Karanganyar Kebumen, 1857](https://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2014/04/gunung-grenggeng-karanganyar-kebumen-300x185.jpg)
- Perubahan Negara Panjer menjadi Kadipaten
Masih dalam buku yang sama “Tijdschrift Voor Indishche Taal – Land – En Volkenkunde” disebutkan bahwa :
Ketika Majapahit digantikan oleh Sultan dari Demak yang didukung oleh para Wali, Adipati Margahutama dan Ki Boewara pergi ke Demak untuk menganut Islam. Ki Boewara belajar Islam di Masjid Demak hingga waktu yang lama, sedangkan Adipati Margahutama pulang kembali ke Wirasaba. Kuwu (Yang Mulia) Panjer berubah gelarnya menjadi Adipati Panjer di bawah kekuasaan Demak setelah ia menyetujui Islam masuk di Negara Panjer. Sejak saat itu paham Islam pun dipeluk oleh semua rakyat, baik tua – muda, laki – laki – perempuan di kedua negara, yakni Panjer dan Wirasaba. Negara Panjer kemudian berubah menjadi Kadipaten Panjer.
Makam Kuwu Panjer bersebelahan dengan Pamoksan Gajahmada berada dalam kompleks bekas NV. Oliefabrieken Insulinde Keboemen/ Mexolie/ Sarinabati Panjer – Kebumen (dibangun tahun 1851). Tempat tersebut merupakan Kraton dari Negara/ Kadipaten Panjer yang pada tahun 1832 berhasil dibumihangus oleh Belanda.
- Perjalanan Raden Jaka Lancing di Negara Panjer
Sesuai dengan Serat Sarasilah Mataram R. Jaka Lancing/ R. Banyakpatra/ Arya Surengbala/ Panembahan Maduretna adalah putra ke 50 dari Brawijaya V (R. Angkawijaya/ R. Alit; kakak dari Raden Putra). Oleh ayahnya (Brawijaya V/ Raja Majapahit VII) Jaka Lancing diserahkan kepada Kyai Aden Gesikan Tanah Panjer untuk dididik ilmu ruhani. Setelah dirasa cukup menimba ilmu Kyai Aden, Jaka Lancing kemudian bertapa di Gunung Pager Dandang – Wagir Geong tanah Panjer (kini disebut oleh masyarakat setempat sebagai Gunung Kenap Karangkembang: tempat tersebut merupakan situs kuno yang telah ada jauh sebelum kedatangan Jaka Lancing “dimungkinkan dahulunya merupakan situs candi dari batuan gamping dimana memiliki kesamaan struktur dengan lokasi situs Sigedong yang berada di desa Candi kecamatan Karanganyar kabupaten Kebumen”). Dari Gunung Kenap, sesuai dengan petunjuk yang diperoleh dalam pertapaannya maka Jaka Lancing meneruskan perjalanannya ke Mirit dan menjadi Pandita hingga wafatnya. Kini Jaka Lancing lebih dikenal sebagai Mbah Lancing.
SILSILAH BRAWIJAYA V (RATU KEMBAR)
RADEN SUSURUH (PRABU BRAWANA)
RAJA MAJAPAHIT I
!
!
RADEN JAKA MANGURI (PRABU BRAKUMARA)
RAJA MAJAPAHIT II
!
!
RADEN ADANINGKUNG/ARYA ADIWIJAYA
(RAJA MAJAPAHIT III / BRAWIJAYA I)
!
!
RADEN HAYAM WURUK / ARYA PARTAWIJAYA
RAJA MAJAPAHIT IV / BRAWIJAYA II
!
!
RADEN PUTRA / ARYA MARTAWIJAYA / LEMBU AMISANI
RAJA MAJAPAHIT V / BRAWIJAYA III
!
!
RADEN SEWAYA / MERTAWIJAYA / BRA TANJUNG
RAJA MAJAPAHIT VI / BRAWIJAYA IV
ISTERI :
- DEWI TAMPEN 1) RADEN ALIT / ARYA ANGKAWIJAYA/RAJA MAJAPAHIT VII / BRAWIJAYA V
- DEWI MANDHAKINI 2) RETNA BUKASRI
- DEWI TAMPEN 3) RETNA MUNDRI
- PANGREMBE/SELIR 4) RETNA PALUPI
- PUTERI PAJANG 5) RADEN SUPUTRA/PUTRA/HARYA BARIBIN/RAJA BRAWIJAYA V/RATU PANDITA
- PANGREMBE/SELIR 6) RADEN PAMEKAS/NARAWANGSA/PANGERAN KANDHURUWAN
Acara Peletakan batu pertama Pemugaran Situs Pertabatan Brawijaya V di Suratrunan, Alian – Kebumen, Selasa Pahing 6 Mei 2014
Kebumen, Selasa Legi 21 April 2014
Oleh: Ananda. R
![Kembalinya jati diri Bangsa Indonesia yang berpancasila](https://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2017/02/fav-wp.png)
mbah, kuwe critane mbah lancing apa kaya kuwe? sumbere buku apa? nek sing aku tau krungu vesine beda
assalamualaikum, salam kenal semuanya sedulur,
mohon maaf, ijinkan saya mengganggu pikiran2 sedulur2 disini, karena bahkan mungkin akan menimbulkan perdebatan panjang, sekali lagi mohon maaf, karena saya ditugasi menelusuri jalan panjang silsilah keluarga saya, pencarian makam2nya, yang salah satunya berada dibukit grenggeng ini.
saya sendiri tercatat sebagai keturunan ke-8 dari yg dimakamkan bukit grenggeng tersebut.
kalau melihat dari silsilah keluarga saya, yang dimakamkan dimakam utama bukit grenggeng itu tercatat bernama RADEN JOYODITO, Tumenggung Kenduruan yang gugur dalam pertempuran di Sikancu, lalu dimakamkan di bukit grenggeng.
beliau adalah anak dari RADEN JOYOPROYO, Raja Roma/Ngroma.
Entah kenapa saat ini lebih dikenal dgn SYEKH BARIBIN.
Saya terakhir berkunjung komplek makam dibukit grenggeng thn 2018,dan bertemu dengan Mbah Ramelan, jurukunci disana dan terlibat dalam diskusi yg panjang.
Sumber sarasilah/kekancingan mataram,babad banyumas,babad sruni dsb.kalo kita belajar sejarah sebaiknya menggunakan sumber data.dan lebih baik lagi sumber data yang lama.karena sumber data yang baru pasti merupakan gubahan dan banyak politisirnya.jika kita sudah kadung percaya data baru yang berbeda jauh dgn data lama….maka itu sangat dimungkinkan kita telah keselong.objektifitas dalam mempelajai sejarah sangat diperlukan.
assalamu’alaikum senang bisa menemukan blog njenengan….
sebelumnya perkenalkan dahulu nama saya Tri …saya sedang membutuhkan banyak informasi mengenai biografi Syeh Baribin, apakan njenengan berkenan membantu saya? asal saya dari Sikanco dekat makam pertama Syeh Baribin…
begitulah sejarah,banyak kepentingan,
Kita sebagai bagian dari anak bangsa berkewajiban meluruskan cerita yang memang tidak benar,tentunya benar yang dikatakan mas ravie harus didukung data2 yg jelas,jd ga pakai bahasa KONON,
mas ravie kebumennya dimana ya?
Saya sangat mengapresiasi kepada anda,sekarang sangat jarang anak muda yg pedulu dengan sejarah daerahnya sendiri,lanjutkan mas ravie,walaupun kita tau tidaklah mudah mengungkap sejarah yg sudah ratusan,bahkan ber abad2 lamanya,yg tentunya sudah terjadi pergeseran cerita,cerita turun temurun yang belum tentu kebenarannya,salam dari kami,padepokan brawijaya
maaf baru balas.saya di jalan garuda 13 kebumen
Asslmkm wr.wb.
Kepada pemilik situs ini,ma’af saya mau tanya,mohon infonya,tentang sejarah jogopaten,kec.bulus pesantren,
wasslmkm wr.wb.
salam kenal bagi pemilik web ini
mau tanya mas?itu posisi gunung koembang atau gunung puyuh di wilayah Alian desa surotrunan ya mas?apakah disana pertabatannya boleh dikunjungi diwaktu2 tertentu mas,biasanya kita kalau mengunjungi malem,
Salut buat team wahyu pancasila,update beritamu selalu kita tunggu,karena kami yakin anda berbicara berdasarkan data,walaupun dulu sy pribadi pernah memusihi anda,heeee,lanjutkan
situs tersebut bisa dikunjungi sewaktu waktu,salam kembali
salam pancasila,lanjutkan?
wah lama gak update nih mas ravi lama kutunggu updatetannya mas btw mantap skali ulasannya lengkap sekali sumber2 ilmiahnya …dinanti berikutnya mas
Salam kenal Kang Ravie…
Suwun banget Kang Ravie artikelnya……………………..
Rumahku deket Grenggeng……….Desa Klapagada….tuh ada di peta. Kakek asli Grenggeng, rumahnya di lereng sebelah barat
Waktu kecil (tahun 1983an/klas 4 SD) saya sering ke Gunung Grenggeng (hampir tiap hari minggu…ya dolan, ya rengge), heran dengan makam yang megah dan berkelambu, serta banyak yang bertapa disitu. Makam di sekitarnya ratusan jumlahnya, dan mempunyai nisan2 yg unik (kuna).
Penasaran dengan sejarah dan siapakah yang dimakamkan di G. Grenggeng, saya bertanya kepada orang2 tua, tapi banyak yang tidak tahu persisnya……tapi pernah dengar ada Babat Grenggeng….dengan cerita tak lengkap dan agak tak masuk akal…….Terima kasih lagi Kang……infonya akurat.
Memang di sebelah timur komplek utama, ada komplek makam KRT…… katanya dari Kraton Solo….
Dulu sebelum tahun 1987…..setiap sehari sebelum puasa, ratusan orang naik k gunung Grenggeng, sangat ramai, dari desaku bisa terlihat orang berduyun naik ke Grenggeng. Kebanyakan ABG, rombongan bawa bekal nasi………….indahnya waktu itu…….Tapi semenjak 90an, tak ada/mungkin sedikit yang naik…..
Pohon2 disitu raksasa……tapi tumbang setelah ada kebakaran, mungkin tahun 85an….
Belum punya kamera utk mengabadikan wkt itu, sayangnya………….
Sumpah jadi ingat masa2 lalu………..
Ada satu lagi…..dulu ada Anggrek spesies, anggrek tanah, berumbi, daun 2-5 helai, bunganya unik, seperti tandan pisang, sangat kecil, ukuran tandan cm 5 cm, dalam 1 tandan ada sekitar 10-15 kuntum, ukuran 5 mm…kecil memang,…tak tau apa sekarang masih ada, aku cek di internet belum nemu yang sejenis itu, mungkin endemik gunung grenggeng, soalnya di Igir Gadung…………. (bukit sblh baratnya tak ada dijumpai….ko tau? bpkku py tanah disitu :-)……)
Crita makam….di Igir Gadung, ada banyak makam tua…dicungkup..dan makamnya/nisannya dari kayu besar, dibentuk bagus…..tak tau makam siapa, tapi sangat menarik………..(dari suka makam kuno, akhirnya ketarik ke arkeologi….tapi tak jadi masuk arkeologi ugm…aaaah jd penikmat sajalah)….
Itu cerita aku waktu SD-SMP tahun 85an, sudah hampir 25 tahun tak pernah naik ke Grenggeng lagi….kapan mudik aku sempatkan naik…..
Salam……
ini punyaku, kalau sempat singgah…..
https://www.flickr.com/photos/43928101@N02/
salam kenal kembali
wooooow,pean dr klapagede kah,mbahku di sblh baratnya dsun pean.tepatnya di wonosigro.mbah namnya imam karnaeni,saya cucunya yg tinggaldi magelang…salam enal
Matur suwon aq jd tau silsilahku kang. Thn 81 kami move on dr setana kunci ke balikpapan tp memori ttg makam mbah grenggeng bgt lekat. Skrg aq baru ngeh knp dl waktu sangat kcl aq sering d ajak nyekar naik k grenggeng. Semoga mbah2ku yg telah d alam kubur d kampung halaman d terima Allah SwT. Amiin. Love u always setana kunci n gunung grenggeng.
Assalamu”alaikum.. Salam kenal dari Jakarta.. saya keturunan Asli garis Ayah saya Bambang Sunarso Bin Tjokro Utomo dr Klopogodo.. rumah mbah saya pinggir jalan klo kata org sana “warung doyong” / Rumah Pak Tomo(Alm) / Tjokro Utomo.. atau konon katanya org sana banyak kenal sebut saja Ibu Wuryan (Ibu siti Wuryani) Mbah Putri saya. Setiap Lebaran atau mau hajat apapun saya pasti Mudik nyekar ke Makam mbah2 n eyang2 di Bental sama di Grenggeng.. dan Pastinya lanjut naik ke Atas (ke Eyang Baribin../Syech Baribin). Kenapa saya slalu tak lupa naik ke Atas.. Krn ada Peristiwa Spiritual yg mau dipercaya atau tidak sejak tahun 96 saya selalu mendapat panggilan utk ksana.. Sampai pada akhirnya saya cerita kepada Juru kunci Pak Ramlan, dan beliau membenarkan adanya Bahwa peristiwa yg saya alami tepat dengan waktu beliau mendapat wangsit(apa ya bahasa lbh tepatnya?), bahwa suatu saat beliau bertemu Eyang Syech Baribin dan mengatakan “saya akan mengumpulkan lagi cucu-cucu saya yg sudah jauh jauh dan datang ksini..” demikian singkat cerita antara saya dengan ngrenggeng yang sampai saat ini tak luput doa slalu teriring untuk smua sepuh2ku.. semoga kita smua slalu dalam keberkahan orang-orang tua terdahulu. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.
Salam kenal sy gunawan dari desa bringin kec juwana kab pati jateng. Secara turun temurun cerita tutur tinular di desa saya ada makam tua. Konon dimakam tua tsb di makamkan eyang banyak sosro. Setelah kita tashihkan dengan para kiyai nama tengerannya atau nama kecilnya BRONJO SAAD AL KA’AB. mohon tanggapanya. Trim
Langsung ke rumah condet aja dah aku ada disana
assalamu’alaikum, saya Tri saya tertarik dengan cerita njenengan …. njenengan benar masih keturunannya Syeh Baribin?
saya orang kebumen yag g pernah tahu riwayat atau asal usul kebumen, terimakasih skali sm team yg menulis….. SALAM dari BEKASI
Ass.wr wb.
Mohon maaf sblnya sy mohon masukanya sosok syehk baribin dan arya baribin dr trah majapahit dua sosok yang berbeda mohon masukanya, dr putra kroya.
wa’alaikumussalam… bukankah mereka satu orang yang sama?
maafsebelumnya mau tanya, di sekitar rumah (timurnya mungkin) juru kunci syech baribin ada area kecil makam. itu makam siapa saja ya…
mohon infonya.
trims.
Salam kenal. Ingin tau mas, kabupaten banjarnegara bagian baratdaya,desa purwasaba dan sekitarnya itu dulu masuk wilayah bagelan bukan? Karna eyang kramayudha(sruni) dimakamkan didesa purwasaba.
Salam kenal om Yanto, sudah lama bgt ga buka situs ini ya..
Mgkn yg dimaksud area ppemakaman yg masih dibawah dekat dengan sungai yah ?..
Klo mmg benar, mgkn yg dimaksud Area pemakaman Keluarga besar (kami) skrg namanya Paguyuban Tirta Diwirya atau mgkn dsana lbh dikenal Kyai Bental. silsilah dr Ibu nya Ayah saya(Mbah putri) yg kebetulan makamnya ya dsitu sampai ke eyang2nya..
Syeh Baribin ada hubungannya tidak dengan Raden Kramalaksana??
di desa saya desa bringin kecamatan juwana, ada makam kuno yang udah diratakan ditahun 1971. secara turun temurun komplek makam tersebut adalah makam keuarga yang berjuluk banyak, ada yang mengatakan banyak cocro atau banyak sosro, yang konon datang ke bringin dalam rangka mengasingkan diri dan menyembunyikan diri dari hiruk pikuk perpolitikan di majapahit. serta berguru dengan sunan negrang di juwana. ada orang pintar yang memberi tenger nama ” datuk simpei dudung” . mungkin ada yang bisa memberi informasi kebenaran hall ini, karena kami sedang mencari dan mngumpulkan data terkait makam yang ada di desa kami tersebut…terimakasih…
Apa raden baribin masuk islam mas, itu dikasih gelar syekh ?? suwun
Salam kenal sy gunawan dari desa bringin kec juwana kab pati jateng. Secara turun temurun cerita tutur tinular di desa saya ada makam tua. Konon dimakam tua tsb di makamkan eyang banyak sosro. Setelah kita tashihkan dengan para kiyai nama tengerannya atau nama kecilnya BRONJO SAAD AL KA’AB. mohon tanggapanya. Trim
Para seniorr di sini ada yg tahu tentang silsilah wonoyudo . Ayahanda mbah lancing… ??
Atau dzuriyahnya.. apakah ada nama udayas atau nama dipa yasa.. dri dzuriyyah nya mbah lancing… atau dari wonoyudo atau adiknya ….. maaf .
Assallamuallaikum,
Salam kenal untuk semua sedulur kebumenan
Saya adalah cucu dari (alm) mbah sanisran keluarga dari buyut Ki Lurah di desa Kemit yg berlokasi sebelah bukit grenggeng,
Saya tinggal di bandar lampung sekarang,
Kalau saya mudik Saya selalu sempatkan juga nyekar ke bukit pandan sari/ grenggeng,
Karna Menurut cerita sesepuh2 keluarga dan juga kuncen makam syeh baribin, buyut saya masih ada hubungannya dengan mereka yg dimakamkan di bukit grenggeng.
Wallahu a’lam bishowab
Untuk semua ahli kubur di pemakaman syech baribin di bukit grenggeng muslimin wal muslimat wal mukminin wal mukminat, Al-fatihah….. Aamiin
Silahkan yg mau jalin silaturahmi bisa kontak saya di 081369080555
Maaf.. Apakah anda juga satu leluhur dengan syaeh baribin?
Saya buyut dari keturunan ke 7… Buyut saya saudara dari mbah sadali.. Nama buyut saya mbah abdul ghofur..
Salam kenal Mas Ravie dan terima kasih.
perkenalkan, nama saya Faozi Hidayat, cucu dari Alm. Mbah Soeparno yang beralamat di jalan garuda no.18 ( rumah barat pas Masjid ).
Saya ingin menanyakan dan apakah panjenengan tau silsilah dan Babat Alas Desa Surotrunan yang sampai sekarang menjadi tempat tinggal saya. Sebenarnya ada buku tentang uraian tersebut, sebab Alm. bapak pernah menyuruh saya untuk mencarinya. tapi sampai sekarang buku tersebut belum juga saya temui. Adapun pengetahuan saya tentang silsilah tersebut namun saya rasa belum puas dan gamblang serta masih ragu untuk saya paparkan.Terima Kasih.
Assalamualaikum
Mau tanya apakah benar putra dari syekh baribin berjumlah 4? Sebab saya pernah dengar dari mbah ramelan (juru kunci makam syekh baribin) beliau ngendika bahwa putra syekh baribin hanya raden katuhu saja.
Tapi melihat catatan silsilah di area makam. Tertulis bahwa putra dari syekh baribin berjumlah 4
Assalamualaikum
Mau tanya apakah benar putra dari syekh baribin berjumlah 4? Sebab saya pernah dengar dari mbah ramelan (juru kunci makam syekh baribin) beliau ngendika bahwa putra syekh baribin hanya raden katuhu saja.
Tapi melihat catatan silsilah di area makam. Tertulis bahwa putra dari syekh baribin berjumlah 4
Mohon pencerahan nya