Cincin emas kepala oval dengan enkripsi
Cincin emas kepala oval dengan enkripsi, tropenmuseum

Fakta dan data sejarah akan muncul seiring pudarnya sejarah itu sendiri karena pada hakikatnya sejarah adalah sesuatu yang pasti dan tidak bisa dipungkiri sebagai pohon semesta yang kokoh berakar. Alam memiliki mekanisme ajaib dalam memunculkan kebenaran seperti juga masa depan yang selalu menunjukkan jalannya sendiri – (Ravie Ananda). Sepertinya hal ini berlaku pula dalam perjalanan sejarah peradaban Kebumen.

 

Sangat minimnya pengetahuan bahkan data mengenai perjalanan sejarah peradaban kuno di Kebumen memiliki dampak besar terhadap kurangnya rasa handarbeni dan kecintaan generasi Kebumen terhadap daerahnya. Adanya ulasan – ulasan sejarah yang mayoritas tertuju pada peradaban kuno daerah lain akhirnya secara tidak sadar berhasil membuat jatuh hati termasuk juga generasi muda Kebumen pada daerah tersebut.

 

Masyarakat Kebumen bahkan cenderung tidak percaya jika ada ulasan sejarah peradaban kuno mengenai daerahnya dikarenakan terlalu lamanya data – data peradaban kita ditutup oleh penjajah dan kelompok tertentu saat ini dengan tujuan masing – masing.

Ditinjau dari ilmu geologi, sebenarnya sulit dibantah bahwa keberadaan dataran Kebumen terbukti sebagai dataran pertama yang muncul di asia akibat tumbukan (subduksi) lempeng samudera dan benua. Dengan kata lain dataran Kebumen merupakan dataran tertua dimana seharusnya peradaban telah muncul sejak lama di tempat itu.

Sampai saat ini Kebumen masih sangat miskin akan data sejarah. Hanya seputar kisah Badranala, Bumidirdjo, Kalapaking, Arungbinang dan tokoh – tokoh lain semasa itu yang sumbernya pun masuk dalam kategori sekunder dan tersier dikarenakan kebanyakan bersifat volklore (cerita lisan).

 

Berangkat dari itu, Komunitas Wahyu Pancasila berusaha keras untuk mencari data – data baik artefak maupun tulisan di wilayah Kebumen maupun yang mungkin tersimpan rapi di luar negeri. Hingga saat ini telah banyak temuan – temuan artefak berupa kapak kasar – halus, beliung persegi, cincin berbahan tulang, situs – situs purbakala seperti menhir, batu lumpang, lingga-yoni, reruntuhan candi, prasasti, dan sebagainya. Semua itu tentunya membuka khasanah baru dalam dunia kesejarahan dan arkeolog yang pasti tidak luput dari pro dan kontra.

Reruntuhan candi di Kalipuru - Kebumen
Reruntuhan candi di Kalipuru – Kebumen

Temuan terbaru berupa data Belanda yang berisi laporan temuan purbakala di daerah Kebumen pada kurun 1850 – 1900 an semakin membuka mata kita sebagai masyarakat Kebumen untuk lebih bangga dengan daerah sendiri karena dari data tersebut dapat diketahui bahwa peradaban Kebumen telah ada sejak jaman dahulu kala.

 

Berikut beberapa temuan terbaru dari arsip – arsip Belanda mengenai temuan purbakala di Kebumen yang hingga kini disimpan di museum Belanda.

  1. Patung Wishnoe/Wisnu terbuat dari logam dengan empat tangan, ditemukan di daerah Kejawang Soka (daftar arsip no. 490)
  2. Cincin terbuat dari emas tanpa hiasan, ditemukan di daerah Sadang Soka (daftar arsip no. 1300)
  3. Anting – anting tanpa hiasan dengan salah satu lingkarnya terbuka, ditemukan di daerah Karangendep Soka (daftar arsip no. 1448)
  4. Anting – anting tipe melingkar, ditemukan di gunung Caplang Soka (daftar arsip no. 1453)
  5. Anting hidung berukuran kecil dengan tekstur garis tidak merata dimana salah satu sisinya terbuka, ditemukan di daerah Karangendep Soka (daftar arsip no. 1461)
  6. Cincin emas segel oval dengan sisi menyudut berinskipsi KABALISTIK, ditemukan di daerah Srepeng (daftar arsip no. 1345)
  7. Cincin emas beserta 5 benda purbakala berukuran besar, ditemukan di daerah Srepeng (daftar arsip no. 1409)
  8. Anting – anting segi delapan tanpa hiasan, ditemukan di daerah Pesalakan Distrik Karanganyar (daftar arsip no. 1450)
  9. Anting – anting tipe panjang terbuka di satu sisinya, ditemukan di daerah Kedawung sebelah timur Pagerkodok (daftar arsip no. 1411)
  10. Lonceng hewan berbentuk oval, ditemukan di daerah Kalilendi (notulen 1894 no. 1007 a-b)
  11. Tombak bertangkai panjang, ditemukan di daerah Kalirancang (notulen 1895 no. 1646 a)
  12. Tombak bertangkai panjang dengan ujung logam berwarna kuning, ditemukan di daerah Jatimalang (notulen 1895 no. 1647 g)
  13. Cincin emas bertuliskan Cri, ditemukan di daerah Karangsambung
  14. 2 cincin emas dan cakar emas, ditemukan oleh Moestaredjo warga Kuwayuhan Pejagoan
  15. 36 potongan emas dan benda dari perak berbagai bentuk serta 386 koin perak ditemukan di desa Djiwonalan (notulen 1871)
  16. Gendang Perunggu berhias motif Kebumen disimpan di museum Waltevreden (Nederlandsch – Indie Oud & Nieuw 1932)
Potongan motif gendang Perunggu di Kebumen
Potongan motif gendang Perunggu di Kebumen

 

Nama – nama daerah temuan di atas tertera dalam peta Kebumen terbitan Belanda, dimana saat ini telah banyak yang berganti nama. Dari temuan data tersebut semakin kuat kiranya bahwa keberadaan peradaban di Kebumen telah berlangsung lama, tidak seperti yang dikenal selama ini bahwa Kebumen di buka oleh tokoh – tokoh tertentu seperti yang ditulis dalam babad – babad dengan seting waktu periode Mataram Islam.

 

Kebumen, Jumat Kliwon 12 Desember 2014
Oleh: Ananda. R

https://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2014/12/cincin-emas-kepala-oval-dengan-enkripsi.jpghttps://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2014/12/cincin-emas-kepala-oval-dengan-enkripsi-140x140.jpgAnanda. RSejarahPenemuan benda Purbakala di Kebumen,Sisi Gelap Sejarah Kebumen,Tempat-tempat Bersejarah di KebumenFakta dan data sejarah akan muncul seiring pudarnya sejarah itu sendiri karena pada hakikatnya sejarah adalah sesuatu yang pasti dan tidak bisa dipungkiri sebagai pohon semesta yang kokoh berakar. Alam memiliki mekanisme ajaib dalam memunculkan kebenaran seperti juga masa depan yang selalu menunjukkan jalannya sendiri - (Ravie Ananda). Sepertinya...Kembalinya jati diri Bangsa Indonesia yang berpancasila