Situs Punden Majapahit, di Dusun Loning, Sadang Wetan, Sadang – Kebumen
SITUS PUNDEN MAJAPAHIT PETILASAN DAN TEMPAT DIMOKSAKAN/DIMURCAKANNYA PUSAKA – PUSAKA GAJAH MADA
Punden Majapahit adalah nama sebuah situs spiritual yang berada di Dusun Loning, Desa Sadang Wetan, Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Tempat ini berupa sebuah batu yang dahulunya digunakan tokoh besar Majapahit yakni Gajah Mada untuk meletakkan pusaka – pusakanya. Gajah Mada berada di tempat ini dalam rangkaian perjalannya ke barat setelah diberhentikannya Beliau sebagai Maha Patih dikarenakan peristiwa perang Bubat.
Punden Majapahit berada di tengah areal pesawahan batu berbentuk terasering yang oleh masyarakat setempat disebut Sawah Majapahit. Meskipun merupakan lahan batu, pertanian padi di sawah Majapahit ini sangat baik. Pengairan tidak penah terkendala sehingga bisa dilakukan tiga kali tanam. Sawah Majapahit pun ibarat miniatur surga dunia di bumi Kebumen.
Di lokasi ini terdapat juga dua situs tak dikenal yang kemudian oleh warga dimitoskan sebagai makam meski sesungguhnya merupakan tempat dikubur dan dimurcakannya pusaka – pusaka Gajah Mada. Tumbuh pula beberapa pohon kelapa gading emas (warna gading tua kemerah – merahan) layaknya pagar hidup lokasi situs.
Setelah beberapa waktu berada di tempat ini, Gajah Mada kemudian melanjutkan perjalanannya ke selatan menyusuri sungai Luk Ula dan berhenti di daerah Panjer Kuno yang dahulunya masih berupa hutan kelapa di tepian Kerajaan/Kadipaten Panjer (yang kini bernama Kabupaten Kebumen). Di Panjer kuno inilah kemudian Gajah Mada Moksa/Murca.
Pada masa perang Dipanegara, tempat ini pernah dijadikan tempat pesanggrahan dan persembunyian Pangeran Dipanegara beserta para pengawal.
Tata cara berwisata spiritual di situs Punden Majapahit ini sangat murah, sederhana dan tidak dikemas dalam wisata komersil. Yang utama adalah ketulusan hati para wisatawan spiritual. Pakaian bebas tapi sopan, hanya diwajibkan membawa UPET (ikatan jerami yang dibakar). Kendaraan bisa diparkir di tepian sungai bebatuan atau dititipkan di rumah warga di sekitar situs yang terkenal akan keramahannya. Aksesnya pun sangat mudah, yakni sekitar 25 Km ke arah utara dari kota Kebumen melalui jalan satu arah Mertakanda – Karangsambung – Sadang – Banjarnegara.
Situs Punden Majapahit yang alami dan asri di wilayah pegunungan yang merupakan bukti alam terangkatnya dasar laut dalam menjadi daratan akibat tumbukan lempeng benua pada masa pratersier ini, menjadikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik pelaku spiritual, peneliti geologi, maupun penikmat keindahan alam.
Demi menjaga keindahan, kealamian, dan kelestarian alam, Kepala Desa Sadang Wetan, Sugeng Suwarsono menerapkan aturan tegas tentang eksplorasi batuan alam di desa ini, dimana hanya boleh digunakan untuk keperluan membangun rumah warga, membangun sarana dan prasarana baik irigasi, tansportasi dan lain – lain di desa Sadang Wetan. Eksplorasi batuan ke luar desa Sadang Wetan tidak diperbolehkan.
Bagi para pelaku spiritual Jawa, kiranya situs Punden Majapahit di dusun Loning, Desa Sadang Wetan ini sangat tepat untuk dikunjungi selain situs Pamoksan Gajahmada yang berada di situs Panjer Kuno (utara Stasiun Kereta Api Kebumen) yang telah diubah Belanda menjadi Pabrik Mexolie Kebumen pasca kemenangannya dalam perang melawan Dipanegara. (Kebumen, 21 Juli 2012 – Oleh: Ananda. R )
https://kebumen2013.com/situs-punden-majapahit-di-dusun-loning-sadang-wetan-sadang-kebumen/https://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2012/07/situs-punden-majapahit-di-dusun-loning-sadang-wetan-sadang-kebumen.jpghttps://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2012/07/situs-punden-majapahit-di-dusun-loning-sadang-wetan-sadang-kebumen-140x140.jpgSpiritualMoksa,Murca,Pamoksan Gajah Mada,Panjer Kebumen,Peristiwa Spiritual,Situs Sarinabati Panjer Kebumen,Situs Spiritual,Spiritual Jawa,Tempat berwisata di Kebumen,Tempat-tempat Bersejarah di KebumenSITUS PUNDEN MAJAPAHIT PETILASAN DAN TEMPAT DIMOKSAKAN/DIMURCAKANNYA PUSAKA – PUSAKA GAJAH MADA Punden Majapahit adalah nama sebuah situs spiritual yang berada di Dusun Loning, Desa Sadang Wetan, Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Tempat ini berupa sebuah batu yang dahulunya digunakan tokoh besar Majapahit yakni Gajah Mada untuk meletakkan...Ananda. RAnanda. R[email protected]Author"Fakta dan data sejarah akan datang seiring pudarnya sejarah itu sendiri, karena pada hakikatnya sejarah adalah sesuatu yang pasti dan tidak bisa dipungkiri sebagai pohon semesta yang kokoh berakar. Alam memiliki mekanisme ajaib dalam memunculkan kebenaran seperti juga masa depan yang menunjukkan jalannya sendiri" - Ravie AnandaYayasan Wahyu Pancasila
Salut dengan kajian-kajian anda, trima kasih banyak atas bagi-bagi pengetahuannya..semoga banyak kebaikan untuk anda
trimakasih mas AZIZ…sama sama. membangun mental generasi yang terpenting adalah Jiwanya terlebih dahulu, dengan jiwa yang tangguh maka seribu musuh berlipat kekuatan pun akan bisa teratasi, terbukti kemerdekaan Indonesia diraih oleh para pendahulu yang hanya bersenjatakan keris dsb melawan lapis baja pesawat meriam dsb. sesuai dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya..Bangunlah Jiwanya (terlebih dahulu) …baru Bangunlah Badannya artinya mental dan karakter sebuah bangsa itu sangat penting sebagai landasan akan warna kehidupan baik ideologi sosial ekonomi dsb. salam Pancasila!
Mohon lanjutkan kajian dan tulisannya mas Ravie..
salut…
Mohon lanjutkan kajian dan tulisannya mas Ravie..
Maju terus.,
Sedulur…,
Emas akan tetap mulia… tidak perlu argumen atau memperdebatkan kemuliaan emas walaupun ditempatkan didalam lumpur.
Urgensinya bukan dimana Patih Gajah Mada moksa.. tapi semangat perjuangan dan pengabdian sejati beliau yang harus kita warisi sebagai generasi penerus negeri ini.
Semegah apapun bangunan itu “dia” rela tidak mendapat pengakuan walaupun semua hati akan mengakui bahwa “dia” adalah komponen sangat penting atas berdirinya sebuah bangunan itu. “Dia” adalah “air”.
Tidak pernah bisa dinafikan, sejarah perjalanan berdirinya bangsa besar ini adalah dari timbunan nyawa, jiwa, raga dan darah para pejuang Allah dibumi Panjer, Kedu dan sekitarnya.
Walau tanpa “Mahkota Dunia” semua mata dunia dan sejarah mengakui bahwa ribuan bahkan jutaan nyawa dan raga “pahlawan dan mujahid sejati” dari Panjer adalah tulang punggung besar dalam perang suci dari masa ke masa dalam sejarah nusantara dan sejarah negeri ini.
Masa Perang Sultan Agung…, masa Perang Pangeran Diponegoro…, dan saat Ibukota Republik tercinta ini sudah dicaplok NICA dan BELANDA, saat Bung Sukarno dan Bung Hatta ditangkap dan dibuang ke peng-ASING-an…, Saat itu…! Dunia masih mau mengakui Republik ini karena “Perang Gerilya” para MUJAHID ALLAH yang dipimpin Kyai Mas.
Sejarah mencatat dan mengakui jutaan nyawa dan raga MUJAHID ALLAH dari Panjer, Kedu dan sekitarnya yang dipimpin Kyai Mas (Jenderal Agung Sudirman) rela dan ikhlas dipersembahkan demi berdirinya bangunan rumah besar yang kita cintai “Republik Indonesia”.
Sejarah zaman telah mencatat hanya jiwa-jiwa ikhlas yang akan mewarisa semangat para BANGSAWAN ALLAH… karena dia manggunakan ilmu “air”. Wallahualam.
Salam dan Sholawat kita haturkan kpd Nabi Muhammad SAW dan limpahan Rahmat kpd Nabi Khidir AS.
Gali terus mas