Pada masa Agresi Militer II, Belanda menempatkan pasukannya di Prembun dengan maksud untuk mengamankan poros jalan Kebumen Kutoarjo. Pasukan Belanda menempati gedung-gedung bekas pabrik gula (suiker fabrieken) Prembun berkekuatan satu detasemen dengan dibantu dua atau tiga buah bren carrier.

TNI dan rakyat pejuang yang terdiri dari pemuda pelajar yang bergabung dalam TP dan rakyat telah bertekad akan melaksanakan serangan atas pos Belanda di Prembun. Tujuannya tidak hanya untuk melemahkan musuh saja, tetapi yang lebih penting adalah untuk membuktikan bahwa TNI tetap dalam keadaan utuh dan mempunyai kekuatan yang handal untuk mempertahankan kemerdekaan bangsanya. Berikut beberapa peristiwa pertempuran di Prembun.

  1. Serangan pertama dilakukan pada pertengahan bulan Januari 1949 oleh induk pasukan Kompi Soemantoro Batalyon Soedarmo dibantu beberapa pasukan lain yang ada di daerah Prembun. Posisi pasukan penyerang sebagai berikut : Di barat laut kota sebelah utara jalan Kebumen-Prembun, sekitar satu km dari kota, ditempatkan satu regu dengan tugas menutup jalan dari arah barat.
  2. Di timur laut kota sebelah utara jalan Prembun-Kutoarjo, sekitar satu km dari kota, ditempatkan satu regu dengan tugas menutup jalan dari arah timur.
  3. Kompi Soemantoro menyerang dari arah selatan kedudukan lawan(seberang rel kereta api). Tepat pukul 23.00 WIB serangan diawali dengan tembakan pengacauan oleh kedua regu di utara kota, disusul tembakan dari arah selatan yang dipusatkan dari stasiun Prembun. Untuk menangkis serangan dari selatan, Belanda menghambur tembakan mortir (tekidanto) disusul mengerahkan bren carriernya sampai halaman stasiun. Tembakan gencar dari TNI memaksa bren carrier Belanda hanya bertahan beberapa menit dan segera kembali ke induk pasukan. Pertempuran yang berlangsung kurang lebih 30 menit sangat besar artinya bagi perjuangan, kepercayaan rakyat dan tidak sedikit pula pengaruhnya bagi musuh TNI.
  4. Pada tanggal 21 Januari 1949, sebuah pesawat pengintai Belanda jatuh di desa Brengkol. Artileri Belanda menembaki desa Brengkol, Daglok, Mantri, Kabuaran dan Kenayan dari Prembun sehingga banyak rumah di desa- desa hancur karenanya.
  5. Tanggal 31 Januari 1949, Belanda melakukan patroli dari Prembun ke Jeblokan serta menembaki desa Merden dengan meriam atau mortir. Akibatnya, banyak penduduk menjadi korban.
  6. Pada tanggal 17 Februari 1949 mulai pukul 23.30 WIB selama lebih kurang tiga jam, penyerangan kota Prembun dilakukan kembali oleh TNI dan TP. Satu prajurit gugur sedangkan beberapa orang tentara Belanda tewas dan luka-luka.
  7. Pada Tanggal 26 Februari 1949 beberapa pesawat Belanda menembak- nembak dengan senapan mesinnya di sekitar Prembun sehingga menimbulkan banyak korban dari kalangan rakyat. Selain Prembun, pada hari itu pula Onderan Buluspesantren dibom dan ditembaki dari udara. Sementara itu, sebuah patroli Belanda bergerak dari Wonosari ke Rawareja (Sruni). Mereka membakari rumah penduduk dan menembaki desa Banjaran dengan mortir.
  8. Pada Tanggal 5 Maret 1949 Belanda melakukan pembersihan di Prembun. Seorang prajurit TNI gugur dan satu luka-luka. Operasi Pembersihan Prembun oleh Belanda dilanjutkan pada tanggal 20 Maret 1949. Dalam operasi ini Belanda sangat ganas. Di Lajer, seorang penduduk dicungkil matanya dan dicincang badannya. Di samping itu, 5 orang prajurit TNI gugur dan 9 orang penduduk mengalami luka berat serta satu orang luka ringan.
  9. Pada tanggal 22 Maret 1949, dua buah truk Belanda Hancur terkena ranjau darat di Kali Putih (Prembun) yang dipasang oleh TNI. Selanjutnya pada tanggal 25 Maret 1949, sebuah truk Belanda kembali dapat dihancurkan TNI dalam penghadangan di jembatan Gementer sedangkan 3 buah truk dengan 7 orang penumpangnya berhasil dihancurkan di Prembun.
  10. Pada tanggal 1 Mei 1949 sore, kota Prembun bagian selatan diserang oleh TNI bersama TP dan rakyat. Jembatan Kali Pepe dirusak. Rakyat beramai – ramai membuat rintangan di jalan raya.

Untuk memperingati berbagai peristiwa peristiwa di Prembun, dibangunlah “Monumen Pelajar Pejuang Kemerdekaan Kedu Selatan Ex Tentara Pelajar TNI Be 17 Cie III Seksi 336 Prembun” atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Monumen Ganesha Prembun” yang diprakarsai oleh Paguyuban Keluarga Pejuang Kemerdekaan eks Tentara Pelajar TNI Brigade 17 Kedu Selatan.

Monumen Ganesha Prembun
Monumen Ganesha Prembun

 

Oleh: Ravie Ananda
Jumat Pon, 31 Juli 2020

https://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2020/07/monumen-ganesha-prembun.jpghttps://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2020/07/monumen-ganesha-prembun-140x140.jpgAnanda. RSejarahCatatan Sejarah Kebumen,Saksi Sejarah Kemerdekaan Indonesia,Tempat-tempat Bersejarah di KebumenPada masa Agresi Militer II, Belanda menempatkan pasukannya di Prembun dengan maksud untuk mengamankan poros jalan Kebumen Kutoarjo. Pasukan Belanda menempati gedung-gedung bekas pabrik gula (suiker fabrieken) Prembun berkekuatan satu detasemen dengan dibantu dua atau tiga buah bren carrier. TNI dan rakyat pejuang yang terdiri dari pemuda pelajar yang bergabung...Kembalinya jati diri Bangsa Indonesia yang berpancasila