Barongan peninggalan Sultan Agung
Barongan peninggalan Sultan Agung

BARONGAN yang dijumpai dalam kesenian Ebleg menjadi tontonan menarik, selain kuda kepang dan suara merdu gending Jawa. Grup ebleg Singa Mataram di kelurahan Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, memiliki barongan yang diyakini merupakan peninggalan Sultan Agung, salah satu Raja Mataram.

Pembina Grup Ebleg Singa Mataram, Ravie Ananda mengemukakan, barongan Peninggalan Sultan Agung itu pada awalnya dua buah. Satu terbuat dari kayu berlapis kulit macan kumbang dan satu lagi kulit macan tutul. Bagi sebagian orang, barongan itu menakutkan. Kepalanya yang dibuat menyerupai singa atau macan itu terlihat garang. Matanya melotot dengan dihiasi rambut gimbal. Pemainnya pun tidak sembarangan karena harus kuat menggigit kepala barongan yang beratnya mencapai 15 kilogram.

Ravie tidak menampik hal tersebut. dia mengungkapkan, barongan peninggalan sultan agung yang terbuat dari kayu kendal dan kulit macan kumbang selalu mengamuk saat dimainkan. Terpaksa barongan tersebut dilarung di laut.

“Sekarang tinggal satu barongan yang terbuat dari kayu dan kulit macan tutul,” katanya.

 

Pernah menghilang

Meskipun tidak senakal yang dilarung di laut, barongan satunya itu juga menyimpan daya magis yang luar biasa. Barongan tersebut pernah menghilang dua kali. Pertama hilang dan baru ditemukan setelah puluhan tahun. Barongan tersebut ternyata berada di kecamatan Petanahan. Hilang untuk kedua kali akhirnya ditemukan di kecamatan Alian. Hebatnya, kondisi barongan yang diyakini telah berumur ratusan tahun itu sampai sekarang masih utuh. Menurut Ravie, pernah diperbaiki ada tahun 1990 karena retak pada bagian bawahnya.

“Gara – gara saat pelaksanaan festifal bertarung dengan barongan grup ebleg lainnya. Barongan kami hanya mengalami retak sedangkan yang lain hancur,” katanya. Dia menambahkan, unruk mengoperasikan barongan dilakukan dua orang. Pemain depan melihat melalui lubang karung. Sedangkan yang belakang mengikutinya sembari memegang buntut.

Saat beraksi, ada suguhan tarian diiringi gending. Sesekali mulut barongan itu dibuka tutup dengan tangan. Aksi lainnya, yakni dengan cara menggigit kepala barongan, sedangkan tangannya meliuk – liuk seperti menari. Mengenai pemain yang kesurupan, lanjut Ravie, hal itu membuktikan bahwa ada mahluk gaib di alam nyata selain manusia.

“karena tahu ada mahluk gaib, maka kami memberi makan di antaranya menggunakan kemenyan sebagai salah satu ritual untuk memelihara barongan,” katanya. (Arif Widodo-69)

sumber: (Arif Widodo – Suara Merdeka Cetak; Rabu 22 September 2010)

https://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2012/06/barongan-peninggalan-sultan-agung.jpghttps://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2012/06/barongan-peninggalan-sultan-agung-140x140.jpgAnanda. RBudayaBarongan ala Kebumen,Ebleg,Kesenian Khas Kebumen,Kesenian Tradisional KebumenBARONGAN yang dijumpai dalam kesenian Ebleg menjadi tontonan menarik, selain kuda kepang dan suara merdu gending Jawa. Grup ebleg Singa Mataram di kelurahan Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, memiliki barongan yang diyakini merupakan peninggalan Sultan Agung, salah satu Raja Mataram. Pembina Grup Ebleg Singa Mataram, Ravie Ananda mengemukakan, barongan Peninggalan...Kembalinya jati diri Bangsa Indonesia yang berpancasila