HUT TNI ke 67: Sendratari Yudha Cakrakusuman Panjer / Ebleg Singa Mataram oleh Kodim 0709 Kebumen
Gelar Budaya Nusantara, Sendratari Yudha Cakrakusuman Panjer / Ebleg Singa Mataram, Kodim 0709 Kebumen dalam rangka memperingati HUT TNI ke 67.
Peringatan HUT TNI ke 67 yang diselenggarakan oleh Kodim 0709 Kebumen pada hari Jumat Paing, 05 Oktober 2012 tampak spesial. Keberadaan kesenian Yudha Cakrakusuman Panjer/Ebleg Singa Mataram yang merupakan kesenian asli daerah Kebumen yang sarat akan nilai – nilai sejarah, patriotisme kebangsaan ini sangat kurang mendapat perhatian dibandingkan kesenian – kesenian lain yang sifatnya kontemporer. Keadaan ini membuat rasa prihatin Dandim 0709 Kebumen Letkol Inf. Dany Rakca Andalasawan, S. Ap. Dengan jiwa nasionalisme serta kewaspadaan sebagai seorang Prajurit TNI, Dandim memandang perlu untuk segara mengamankan dan melestarikan Sendratari Yudha Cakrakusuman Panjer/Ebleg Singa Mataram yang merupakan warisan Karya Seni Bernilai Tinggi sebagai wujud Ketahanan Nasional dan Wawasan Nusantara dalam aspek Budaya. Selanjutnya sikap tersebut ia wujudkan dalam sebuah kegiatan Pagelaran Seni Budaya Sendratari Yudha Cakrakusuman Panjer/Ebleg Singa Mataram dalam rangka HUT TNI ke 67 yang diadakan di Alun – Alun Kebumen pada tanggal 05 Oktober 2012.
Dalam sambutan singkatnya Dandim 0709 Kebumen, mengatakan bahwa Sendratari Yudha Cakrakusuman Panjer/Ebleg Singa Mataram adalah sendratari perang warisan kejayaan Sultan Agung Hanyakrakusuma saat berada di kadipaten Panjer (nama Kabupaten Kebumen masa lalu), tepatnya di Ibukota Panjer dimana pada saat itu daerah tersebut dijadikan lumbung padi terbesar dan Basis prajurit Mataram. Lokasi tersebut kini menjadi kompleks Kodim 0709 Kebumen dan eks Pabrik Mexolie yang pada tahun 1947 hingga 1948 (masa agresi Militer Belanda) menjadi markas Batalyon 64 Kebumen di bawah pimpinan Mayor Rahmat. Pernyataan ini didukung oleh data berupa situs – situs dan catatan perjalanan seorang Belanda masa itu yang bernama Rijklof Van Goens yang mengunjungi Mataram selama lima kali pada masa Sultan Agung. Salah satu catatannya menuliskan bahwa saat keemasan Mataram Sultan Agung Hanyakrakusuma adalah ketika Mataram memiliki lumbung pangan terbesar dan basis militer di Panjer dengan bupatinya bernama Ki Suwarno. Ebleg Singa Mataram ini mengisahkan perjalanan Sultan Agung Hanyakrakusuma ke barat dalam rangka penyerangannya ke Batavia tepatnya di Benteng Solitude yang kini menjadi Masjid Istiqlal. Penyerangan Mataram yang didukung oleh para prajurit Panjer pun menghasilkan kemenangan yang gemilang. Semua kisah ini diabadikan dalam formasi – formasi pakem Ebleg Singa Mataram.
Dalam acara tersebut hadir pula Poppy Darsono, anggota DPD yang juga seorang tokoh seni dan budaya nasional. Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa NKRI dapat dengan mudah dipecah – belah apabila rakyatnya kehilangan jati diri. Kebudayaan asli sebagai akar dari kepribadian dan jati diri bangsa ini harus tetap dihidupkan. Kemerdekaan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran dan jasa para pendahulunya, sehingga menjadi keharusan bagi kita sebagai generasi penerus untuk selalu mawas diri dan menghargai apa yang telah diwariskan oleh para leluhur bangsa ini termasuk pula Sendratari Yudha Cakrakusuman Panjer/Ebleg Singa Mataram yang merupakan hasil cipta seni Sultan Agung Hanyakrakusuma. Sebagai tokoh kesenian dan kebudayaan nasional, Poppy sangat salut terhadap TNI yang ternyata juga sangat memperhatikan kelestarian dan hidupnya budaya daerah, sehingga ia dengan penuh antusias mendukung kegiatan pagelaran ini.
Selain Poppy Darsono, acara ini dihadiri pula oleh beberapa tokoh unsur Pemkab Kebumen, seniman dan budayawan, pelajar dan masyarakat. Pagelaran Sendratari Yudha Cakrakusuman Panjer/Ebleg Singa Mataram di peragakan oleh 60 orang yang terdiri dari 44 anggota TNI Kodim 0709 Kebumen perwakilan dari 22 Koramil yang ada di Kabupaten Kebumen dan 16 anggota grup kesenian Ebleg Singa Mataram Panjer.
Meski gladi menjelang pagelaran ini terhitung sangat singkat, Sendratari Yudha Cakrakusuman Panjer/Ebleg Singa Mataram berlangsung sukses dan memukau perhatian penonton. Salah satu daya tarik dari pagelaran ini adalah para pemainnya merupakan anggota TNI yang selama ini dalam pencitraan masyarakat kurang memiliki jiwa seni. Pandangan ini pun terbantahkan. Terbukti dengan gladi yang sangat singkat yang dipimpin langsung oleh Dandim 0709 Kebumen Letkol Inf. Dany Rakca Andalasawan, S. Ap yang ternyata juga seorang seniman sejati berhasil sukses.
Sementara itu, rasa keharuan juga tampak di wajah para seniman Ebleg Singa Mataram Panjer yang hampir keseluruhan berprofesi sebagai tukang becak. Kesenian warisan leluhur yang mereka pertahankan itu selama ini dianggap negatif dan tidak bermutu dibandingkan kesenian sendratari kontemporer (garap). Dengan diangkatnya Ebleg Singa Mataram oleh TNI dan apresiasi positif dari tokoh seni dan budaya nasional menjadikan kekuatan, semangat dan rasa percaya diri yang luarbiasa pada diri mereka untuk terus melestarikan warisan leluhur Kebumen yang sarat akan pesan ketuhanan, filosofi, Ideologi Nusantara, moral, sejarah, dan patriotisme.
Dirgahayu TNI ke 67! TNI benar – benar NKRI! Wahyu Pancasila saatnya mendunia.
Kebumen, Jumat Paing 05 Oktober 2012, Oleh: R. Ravie Ananda, S. Pd.
https://kebumen2013.com/hut-tni-ke-67-sendratari-yudha-cakrakusuman-panjer-ebleg-singa-mataram-oleh-kodim-0709-kebumen/https://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2012/10/Formasi-SEMBAHAN.jpghttps://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2012/10/Formasi-SEMBAHAN-140x140.jpgBudayaBarongan ala Kebumen,Ebleg,Kesenian Asli Kebumen,Kesenian Khas Kebumen,Kesenian Tradisional Kebumen,TNI menari EblegGelar Budaya Nusantara, Sendratari Yudha Cakrakusuman Panjer / Ebleg Singa Mataram, Kodim 0709 Kebumen dalam rangka memperingati HUT TNI ke 67. Peringatan HUT TNI ke 67 yang diselenggarakan oleh Kodim 0709 Kebumen pada hari Jumat Paing, 05 Oktober 2012 tampak spesial. Keberadaan kesenian Yudha Cakrakusuman Panjer/Ebleg Singa Mataram yang merupakan...Ananda. RAnanda. R[email protected]Author"Fakta dan data sejarah akan datang seiring pudarnya sejarah itu sendiri, karena pada hakikatnya sejarah adalah sesuatu yang pasti dan tidak bisa dipungkiri sebagai pohon semesta yang kokoh berakar. Alam memiliki mekanisme ajaib dalam memunculkan kebenaran seperti juga masa depan yang menunjukkan jalannya sendiri" - Ravie AnandaYayasan Wahyu Pancasila