LINTANG PANJER WENGI, Renungan Filosofis Damardjati Supadjar dalam Sarasehan Sejarah Panjer, 26 November 2012
Sarasehan sejarah Panjer yang digelar oleh TNI Kodim 0709/Kebumen di bawah pimpinan Letkol. Inf. Dany Rakca Andalasawan, S. Ap pada tanggal 26 November 2012 yang lalu merupakan rangkaian kegiatan Kirab Budaya dan Ruwat Bumi Panjer Kuno yang diadakan setiap tahun dan jatuh pada hari selasa Kliwon di bulan sura. Kirab tradisi leluhur yang terhenti sekitar tahun 1980 an ini telah kembali dihidupkan sejak tahun 2010.
Kirab ini diikuti oleh warga dan berbagai elemen masyarakat serta keturunan dari para pejuang Panjer/Kebumen pada masa Dipanegara maupun sebelumnya. Acara Sarasehan sejarah Panjer mengundang praktisi akademisi yaitu Prof. Dr. Damardjati Supadjar dengan Prof. Dr. Sugeng Priyadi M.Hum. sebagai pembicara.
Berikut adalah sebuah karya yang secara khusus ditulis Prof. Dr. Damardjati Supadjar untuk acara tersebut, berisi renungan filosofis beliau yang beliau bagikan kepada semua peserta sarasehan. Isi tulisan tersebut adalah sebuah proses perubahan sikap batin yang luarbiasa gemilang dari Damardjati Supadjar dimana dia yang sejak tahun 1999 selalu mengatakan keinginannya untuk moksa, akan tetapi menjelang tahun 2013 pemahaman akan ragasukma sebagai sebuah jalan sampurna jati telah NABET HAMBALUNG SUNGSUM.
LINTANG PANJER-WENGI
Kekalangan kekuwung ngawengi
Lir wewengkon bale mandhakiya
Pasewakaning pamase
Jroning kalang kadulu
Kang sumewa parek neng ngarsi
Mung punggawa sajuga
Arya Panjer Surup
Pramukayaning taranggana
Kang sawega rumeksa pringgayaning ratri
Ngayomi ayuning-RatTan petungan panjrahing wadya lit
Arahane mawor mawurahana
Ngapit narmada prenahe
Jro petenging Serayu
Angregancang sang Bima-Sekti
Nyuwek tutuking naga
Kang sikareng laku
Yeku mangka pralampita
Mrih mengeta den mantep teteping budi
Widada kang sinedya
(“Rerepen” Ki Iromenggolo )Pengantar
Nabi silih berganti nabi, bukannya dengan tugas Nabi yang belakangan untuk mengoreksi nabi sebelumnya; melainkan justru untuk mengoreksi kesalah-fahaman ummat terdahulu. Nabi Isa, ruhul-LAH, a.s., bukannya untuk mengoreksi nabi Musa, kalimul-Lah,. a,s., melainkan untuk mengorek kesombongan bangsa pilihan, yakni orang Yahudi; demikian pula Nabi Muhammad,s.a.w bukannya untuk ngoreksi Nabi Isa, Ruh-ulLah, a.s., melainkan untuk meluruskan teologia “Barat” yang terlampau ke cabang ranting, bukannya berpegang pada “deleg” batang tubuh Tauhid. Lalu bagaimana kalau ummat Muhammad juga melakukan kesalahan; sementara la nabiya ba’da? Itulah penting laku abadi “Memayu hayuning-rat”, warisan Khidir,a,s., yakni BANYU SUCI PERWITA SARI/maul-hayat.Tidur syahid
Ketika Nabi Muhammad,s.a.w., hijrah paska peristiwa besar Isra’-mi RADJ, Maka Sahabat ALI lah yang justru diminta Nabi untuk tidur syahid di tempat tidur Nabi serta diberi fasilitas jubah Nabi, agar Ali menga¬lami “mati” syahid dalam hidup ini…..
Selengkapnya bisa anda download melalui tautan LINTANG PANJER-WENGI ini.
https://kebumen2013.com/lintang-panjer-wengi-renungan-filosofis-damardjati-supadjar-dalam-sarasehan-sejarah-panjer-26-november-2012/https://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2013/04/lintang-panjer-wengi-karya-prf-dr-damardjati-supadjar-1024x623.jpghttps://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2013/04/lintang-panjer-wengi-karya-prf-dr-damardjati-supadjar-140x140.jpgSpiritualBuku Gratis,Kajian Sufistik,Komandan Kodim 0709 Kebumen Letnan Kolonel Infanteri Dany Rakca Andalasawan,Pangekering Sukma,Peristiwa Spiritual,Situs Spiritual,Spiritual JawaSarasehan sejarah Panjer yang digelar oleh TNI Kodim 0709/Kebumen di bawah pimpinan Letkol. Inf. Dany Rakca Andalasawan, S. Ap pada tanggal 26 November 2012 yang lalu merupakan rangkaian kegiatan Kirab Budaya dan Ruwat Bumi Panjer Kuno yang diadakan setiap tahun dan jatuh pada hari selasa Kliwon di bulan sura....Ananda. RAnanda. R[email protected]Author"Fakta dan data sejarah akan datang seiring pudarnya sejarah itu sendiri, karena pada hakikatnya sejarah adalah sesuatu yang pasti dan tidak bisa dipungkiri sebagai pohon semesta yang kokoh berakar. Alam memiliki mekanisme ajaib dalam memunculkan kebenaran seperti juga masa depan yang menunjukkan jalannya sendiri" - Ravie AnandaYayasan Wahyu Pancasila
salam Pancasila
he he.., bahasanya sulit di pahami tapi sangat menarik untuk di jingglengi,
salam.
Salam,
1. Berterimakasih atas semua tulisan mas Ravie yg bias dijadikan rujukan bagi siapapun yang berkeinginan nguri2 ajaran luhur – sejarah bangsa – bagi yg dlam perjalanan hidup – spiritual.
2. Mohon maaf tanpa ijin men-share tulisan atau re-print naskah2 yang ada.
3. terus berkarya dalam tulis dan aksara bergerak dalam diam.
4. Semoga semakin menyemesta TIDAK men-sentra pada Panjer dan Kebumen.
Nuwun
Yudi
Sedulur…,
Emas akan tetap mulia… tidak perlu argumen atau memperdebatkan kemuliaan emas walaupun ditempatkan didalam lumpur.
Urgensinya bukan dimana Patih Gajah Mada moksa.. tapi semangat perjuangan dan pengabdian sejati beliau yang harus kita warisi sebagai generasi penerus negeri ini.
Semegah apapun bangunan itu “dia” rela tidak mendapat pengakuan walaupun semua hati akan mengakui bahwa “dia” adalah komponen sangat penting atas berdirinya sebuah bangunan itu. “Dia” adalah “air”.
Tidak pernah bisa dinafikan, sejarah perjalanan berdirinya bangsa besar ini adalah dari timbunan nyawa, jiwa, raga dan darah para pejuang Allah dibumi Panjer, Kedu dan sekitarnya.
Walau tanpa “Mahkota Dunia” semua mata dunia dan sejarah mengakui bahwa ribuan bahkan jutaan nyawa dan raga “pahlawan dan mujahid sejati” dari Panjer adalah tulang punggung besar dalam perang suci dari masa ke masa dalam sejarah nusantara dan sejarah negeri ini.
Masa Perang Sultan Agung…, masa Perang Pangeran Diponegoro…, dan saat Ibukota Republik tercinta ini sudah dicaplok NICA dan BELANDA, saat Bung Sukarno dan Bung Hatta ditangkap dan dibuang ke peng-ASING-an…, Saat itu…! Dunia masih mau mengakui Republik ini karena “Perang Gerilya” para MUJAHID ALLAH yang dipimpin Kyai Mas.
Sejarah mencatat dan mengakui jutaan nyawa dan raga MUJAHID ALLAH dari Panjer, Kedu dan sekitarnya yang dipimpin Kyai Mas (Jenderal Agung Sudirman) rela dan ikhlas dipersembahkan demi berdirinya bangunan rumah besar yang kita cintai “Republik Indonesia”.
Sejarah zaman telah mencatat hanya jiwa-jiwa ikhlas yang akan mewarisa semangat para BANGSAWAN ALLAH… karena dia manggunakan ilmu “air”. Wallahualam.
Salam dan Sholawat kita haturkan kpd Nabi Muhammad SAW dan limpahan Rahmat kpd Nabi Khidir AS.