Menelusuri Silsilah/ Genetika Prabowo Subianto Djojohadikoesoemo

Membedakan Banyakwide Kliwon dan Kertanegara IV (Banyakwide)
Beragam versi menyebutkan tentang Kertanegara IV Banyakwide, salah satu senopati Dipanegara yang tertangkap di Kemit pada tanggal 18 April 1829. Adapun menurut Hikajat Pangeran Diponegoro dan Perang Djawa 1825-1830 yang ditulis oleh R. Brons Middel 1895, Tumenggung Banyakwide tertangkap pasca ditangkapnya Diponegoro, ia bersama anak buahnya masih melakukan perlawanan pada saat itu hingga bisa dikalahkan dan diasingkan ke Ternate. Tumenggung Banyakwide atau dikenal dengan nama lain Kertanegara IV inilah leluhur dari Begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo ayah dari Prabowo Subianto seorang putra Indonesia yang dikenal dimata dunia.
Dari berbagai sumber yang ada dapat diketahui bahwa Kertanegara IV Banyakwide tidak sama dengan Banyakwide Kliwon. Berikut silsilah yang bisa dijadikan dasar untuk mengetahui perbedaan kedua tokoh tersebut.
- Prabowo lahir di Jakarta
- Ayahnya/Soemitro lahir di Kebumen
- Kakeknya/Margono lahir di Purbalingga
- Buyutnya/Hendrokusumo lahir di ___ ?
- Canggahnya/R. Kartoatmodjo (Patih Banjarnegara) lahir di Ternate
- Warengnya/Kertanegara IV Banyakwide lahir di Roma/Kadipaten Karanganyar – Kebumen
- Udeg udegnya/Panji Hendrajit patih Solo lahir di Roma/Kadipaten Karanganyar – Kebumen
- Gantung siwur nya/Kertanegara II lahir di Roma/Kadipaten Karanganyar – Kebumen
- Cicip muningnya/Kertanegara I lahir di Roma/Kadipaten Karanganyar – Kebumen
- Petarangan bosoknya/Mangkuprojo lahir di Roma/Kadipaten Karanganyar – Kebumen
Perlu diluruskan bahwa Kertanegara bukan trah dari Kolopaking seperti yang disebutkan dalam buku Babad Kalapaking, tetapi merupakan trah Mangkuprojo Roma/Kadipaten Karanganyar – Kebumen, sebab Mangkuprojo dan Kolopaking I sama-sama menantu dari Amangkurat I.
Satu hal lagi bahwa Banyakwide bukanlah Kertanegara I, seperti yang disebutkan dalam beberapa babad dan tulisan yang banyak merubah data asli catatan perwira-perwira Belanda pada masa Dipanegara yang dibukukan dalam De Java Oorlog.
Adapun pertemuan alur Prabowo dari Majapahit dan Pajajaran adalah sebagai berikut:
- Brawijaya V Ratu Pandita/Harya Baribin menikah dengan Adik Raja Pajajaran Prabu Linggawastu
- Banyak Sosro
- Jaka Kaiman/Marapat
- Janah/Mertosuro I
- Mertosuro II
- Ngabei Bawang Mertoyudo
- Ngabei Banyakwide Kliwon Banyumas (Bukan Banyakwide Kertanegara IV)
- Yudonegoro I
- Bagus Mali
- Nyai Kertanegara II(Istri Kertanegara II Roma/Kadipaten Karanganyar – Kebumen)
- Hendrajit
- Banyakwide Kertanegara IV
- Kartohatmojo
- Hendrokoesoemo
- Margono Djojohadikoesoemo
- Sumitro Djojohadikoesoemo
- Prabowo Subianto Djojohadikoesoemo
Dari silsilah diatas diketahui bahwa Banyakwide Kliwon Banyumas berbeda dengan Kertanegara IV Banyakwide yang hidup pada masa perang Dipanegara.
Adapun silsilah istri Margono adalah sebagai berikut:
Istri Margono(Nenek Prabowo Subianto) bernama Siti Katoemi Wirodihardjo (keturunan Tumenggung Wiroreno) Purworejo, tokoh yang hidup pada masa perang Dipanegara.
Sementara itu garis silsilah Margono yang mengerucut ke dinasti Mataram adalah sebagai berikut:
- Ibu dari Margono(Mbah Buyut putrinya Prabowo) adalah putri dari Joyoprono/Joyodiningrat
- Murdaningrat
- Hamengku Buwana II
- Hamengku Buwana I
- Amangkurat Jawa
- Pakubuwana I
- Amangkurat I
- Sultan Agung Hanyakrakusuma
- dan seterusnya
Sultan Sultan Agung Hanyakrakusuma / RM. Rangsang / Jatmika menikah dengan Ratu Wetan putri dari Tumenggung Upasanta Bupati Batang / Keturunan Ki Juru Mertani berputra ;
Amangkurat I / RM. Sayidin menikah dengan Permaisuri Keturunan Kajoran berputra ;
Pangeran Puger / RM. Drajat / Pakubuwana I – Amangkurat Jawa – Hamengku Buwana I – Hamengku Buwana II – Murdaningrat – Joyoprono / Joyodiningrat – Ibu dari Margono – Margono Djojohadikoesoemo – Sumitro Djojohadikoesoemo – Prabowo Subianto Djojohadikoesoemo
Jadi dalam diri Prabowo mengalir darah Majapahit, Pajajaran, Nagara Panjer, Wirasaba, Purworejo dan Mataram selain juga dari darah Sulawesi dari alur Ibunya. Maka jika kemudian banyak yang mengatakan bahwa Prabowo putra Kebumen, Banyumas, Purworejo, Bagelen, Sulawesi, dan lain sebagainya menurut data silsilah di atas sangat wajar.
Dan sudah menjadi warisan bahwa leluhurnya dari generasi ke genarasi baik Sultan Agung Hanyakrakusuma, Amangkurat I, Hamengkubuwana I, Diponegoro dan lain-lain, selalu menjadikan Kota Raja Panjer dimana di dalamnya terdapat Pamokshan Gajah Mada sebagai tempat yang penting.
Oleh: Ananda. R
Kebumen, Senen Legi 15 Juni 2014
Sumber:
- De Java Oorlog
- Hikajat Pangeran Diponegoro dan Perang Djawa 1825-1830, R. Brons Middel 1895
- Silsilah kraton Surakarta dan Yogyakarta
- Babad Banyumas
- Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- En Volkenkunde, 1901
- Silsilah Makam Pekuncen Sempor
- Cuplikan karya tulis KPH Tjokrodiningrat Wiraseba 1876
- Cuplikan karya tulis Raden Aryo Prodjodirdjo 1876
- Silsilah dan sejarah Banyumas RMS Brotodirdjo 1969
- Catatan Margono Buku Warisan Tiga Zaman.

Semoga Pak Bowo ada Takdir JADI. aamiin
saya pernah baca, Prabowo ada darah manado, dari siapa ya mas Ravie ?
Hmm….ya yaa….genetik itu harus di urut dari garis keturunan ibu juga….saya setuju…
cerita menarik mas, ijin share
Ada catatan tentang putra putri Prabu Brawijaya V Majapahit atau ( Prabu Kertabumi ) ada 117 orang. Putra ke 24 namanya Retno Kaniten yang menikah dengan Syeh Sabil atau Haryo Baribin Madura.
Keluarga neneknya dimakamkan di Gunungsari, Magelang. Ada darah Paku Buwono dan Untung Suropati. Masih Paman Misanku, tp dah gak kenal. Beda dunianya mungkin.
Yg saya baca di artikel lain bahwa yg turunan pribumi asli itu justru ibunya! Pada zaman dulu biasa kalau pendatang mengambil istri orang pribumi untuk perjanjian politik/ perdagangan. Ayahnya seorang tionghoa yang bernama Asli Soo ming tauw (kanton) atau Soo minh doo (Hokian)
Dikutip dari buku “Jejak Perlawanan Begawan Pejuang”, berikut antara lain nama samarannya: di Malaysia menjadi Abu Bakar, di Bangkok Thailand ia menjadi Henry Kusumo atau Henry Tau, di Hongkong ia memakai nama Kanton : Sou Ming Tau dan dalam bahasa Mandarin beliau memilih nama samaran Soo Ming Doo.
Ya, “Soo Ming Doo” hanyalah salah satu nama samarannya sebelum akhirnya ketika orde lama berganti orde baru, pak Harto memanggilnya pulang untuk mengabdi lagi di negara yang sangat di cintainya. Dalm perjalanan waktu juga, hubungan pak Soemitro dan pak Harto pasag surut. Terakhir sempat renggang karena konsep ekonomi pro Bumiputeranya juga mulai ditinggalkan oleh Orde Baru. Bahkan ketika anaknya (Prabowo) hendak menikah dengan anak pak Harto (Titiek), sebenarnya hubungan antar kedua bapak ini sedang panas-panasnya. Hanya saja, kenekadan dan atas nama , ehem, cintalah yang membauat Prabowo – Titiek melangsungkan pernikahannya.
Lha iki jelas silsilahnya
Assalamu’alaikkum ..silsilah atau nazab penting buat kite mengetahui dari mane dan keturunan siape kite serta luluhur kite.sangat menarik dari silsilah itulah kite bisa ber- silahturohim dgn yg masih hidup atau yg sudah wafat dgn mengirimkan fatihah untuk ahli kubur fulan bin fulan atau fulan binti fulan.
Di liat dari silsilah tokoh-tokoh ternama pastilah mereka mempunyai nazab(silsilah).meskipun sy bukan orang besar atau tokoh ternama seperti mereka tapi saya pun punya silsilah(nazab)dari panglima perang di ponegoro dgn nama lain ki.jago atau embah mataram atau kyai zakaria 2 atau bernama asli pangeran soeryo kusumo beliau putra dari pangeran puger.susuhunan pakubuwono 1 raja mataram.embah mataram lalu menikah dgn cucu dari syech.Abdul muhyi(waliyulloh_ pamijahan tasik malaya)dari hasil pernikahan ini karuniain 2 orang putra yg bernama Rd.Yudha serta Rd.Wilastra.dan dari Rd.Wilastra sampe ke saya(andrianto)sedangkan embah mataram(pangeran soeryo kusumk)putra pangeran puger.wafat di tasik malaya tahun 1855,dan samoe sekarangpun maqam embah mataram masih ada dan di jaga oleh keturunannya(sodara saya di sktr cimerah)tasik malaya.jawa-barat
Semoga sang jenderal di beri amanah oleh gusti allah menjadi presiden tahun 2019 aamiin…….!
Amiin Ya Rabbal Alamin
Tulisan tsb. prlu dikoreksi Mas. Banyakwide Kliwon Banyumas tu lluhurnya Mangkuprojo. Sdankan Banyakwide/Kertonegoro yg panglima prangnya P Diponegoro bribukan dr anak kturunannya Mangkuprojo & brbpkkan Kolopaking III. Spanjang sjarah Jawa, pnguasa yg mgunakan nama Kertonegoro (= Kertanegara/Kartonegoro, tgt logat daerah) ada ada 4, yi Kertonegoro I pd zaman Pra Mataram Islam (Singosari), srta Kertoegoro yg kturunan Mangkuprojo, yi Kertonegoro II, III & IV klo diurut dr Pra Mataram Islam, atau = Kertonegoro I, II & III klo diurut dr zaman Mataram Islam. Kertonegoro yg trakhir alias Banyakwide yg panglima prangnya P Diponegoro jg biasa disbut sbg Kertonegoro Karanganyar (skarang masuk Kebumen), krn 2 Kertonegoro lluhurnya brkuasa di wilayah Kartasura. Prabowo & sy sama2 kturunan Banyakwide/Kertonegoro yg trakhir. Kakek Buyut saya & kluarga bsarnya smp adik sy dimakamkan di pmakaman kluarga Kolopaking di Kalijirek Kebumen, sdankan Ibu dr Kakek Buyut sy adalh salah 1 anak dr Banyakwide/Kertonegoro yg trakhir, shg dimakamkamkan di pmakaman kluarga Kertonegoro/Mangkuprojo di Pekuncen Sempor Gombong Kebumen.
Silsilah leluhur saya dari bray danuredja itu garis keturunan amangkurat 1 dari siapa ya
Mangkupraja leluhurnya dari Mangkuyuda Wangsacitra Adipati yang gugur setelah ia berpisah kedua anaknya ki Buang dan ki Lembu Natayuda di Kedu.
Moyang mereka dari Ki Ageng Karotangan