Garuda Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Adalah sebuah keyakinan yang harus terpatri di dalam jiwa dan kesadaran ruh masyarakat Indonesia, bukan hanya sebatas lisan dan hafalan kepala saja. Kita harus yakin seyakin – yakinnya dengan Tuhan dan kuasa Nya. Bahwa kita adalah mahluk yang diciptakan oleh Tuhan yang hanya Satu. Tuhan yang menghendaki adanya perbedaan suku, bangsa dan agama serta budaya di dunia sebagai bukti bahwa Tuhan Maha Kuasa dan hanya Dialah Satu Yang Sempurna yang telah menciptakan perbedaan dengan penuh kesempurnaan sifat penciptaanNya.

 

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Terpatrinya Tuhan yang Satu (bukannya agama yang satu) yang wajib kita sembah akan menumbuhkan rasa dan kasadaran manusia dengan kemanusiaan dan cinta kasihnya yang akhirnya akan mewujudkan rasa adil di antara pemeluk keyakinan yang berbeda – beda. Hal ini akan melahirkan sebuah peradaban manusia yang luhur. Peradaban yang berasal dari kata adab yang berarti tata krama, budi pakerti, hormat – menghormati yang tentunya hal tersebut bukan sebuah manifestasi dari sebuah akar kefanatisan yang kokoh yang akan melahirkan tindak anarkis masing – masing pemeluk, ormas, dan lain – lain yang puncaknya akan membentuk sebuah piramida kokoh sikap kehewanan yang brutal dan biadab.

 

3. Persatuan Indonesia

Adanya rasa keyakinan terhadap satu Pencipta, sama – sama merasakan sebagai ciptaan Tuhan yang diciptakan dan ditakdirkan hidup di Indonesia akan menumbuhkan sebuah sikap persatuan yang kuat, itulah Bhineka Tunggal Ika yang memuat filosofi berbeda – beda faham akan tetapi satu keyakinan bahwa semua adalah ciptaan Yang Maha Tunggal, Tuhan yang satu, bukannya agama yang satu, atau ormas yang satu, atau politik yang satu, dan lain – lain. Tan Hana Dharma Mangrwa, tidak ada kebaikan, ketuhanan yang jelek, semua telah ditakdirkan Tuhan, telah dikehendaki Tuhan, jika saling menyalahkan satu sama lain, sam saja menyalahkan pencipta Nya. Beradabkah manusia yang berani menyalahkan Penciptanya yang telah mencipta dengan penuh kesempurnaan?

 

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Kerakyatan yang merupakan cermin sebuah persatuan, permusyawaratan yang merupakan cermin sebuah kemanusiaan, saling hormat – menghormati, saling asih, asah, dan asuh sebagai satu kesatuan wujud kehidupan yang penuh hikmah yang hikmat. Kebijaksanaan yang berarti bijak, mencoba memahami maksud orang lain (sana) bukan bijak sini yang artinya memaksa orang lain mengikuti kemauan kita. Dengan sikap bijaksanalah sebuah keterwakilan salam segala bisang terwujud karena kesadaran akan takdir masing – masing, bukan karena pemaksaan. Petani nyaman dengan bertani dan sawahnya, penyair, pujangga, sastrawan tulus berkarya memberikan kedamaian lewat karya sastranya, pejabat, politisi tulus mengabdi karena yakin akan hukum Tuhan yang pasti nyata sehingga mereka akan totalitas mengabdikan hidup dengan memberikan pengayoman, kebijaksanaan, yang membahagiakan semua pihak, bukan sebaliknya berupa sikap memanfaatkan rakyat kecil baik sedikit atau banyak untuk kepentingan pribadi atau golongannya. Yang menjadi pemuka agama juga akan memberikan kesejukan dan menuntun pada persepsi kesatuan Pencipta yang wajib disembah, bukan kesamaan agama yang harus dianut yang akhirnya menimbulkan kerusakan dan peperangan.dalam seagama bisa memicu bentrok. Ajaran Ketuhanan yang satu pastilah akan menggiring kesadaran manusia yang bradab, bukan perpecahaan dan peperangan yang biadab.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan yang berarti rasa bahagia, puas, bukan tertindas dan terhimpit, rasa adil dalam seluruh lapisan sosial rakyat di Indonesia, keadilan berupa kebijaksanaan pemerintah untuk rakyat kecil,petani, pedagang dan sebagainya, keadilan dan kenyamanan semua penganut agama dan kepercayaan di Indonesia untuk menjalankan ibadah penyembahan kepada Tuhan yang satu dengan tata cara masing – masing. Saling menghormati sebagai bahwa kita manusia bukan binatang. Ketuhanan Yang Mulia, Yang Satu, Yang Luhur layaknya bintang emas, yang kemudian melahirkan manusia – manusia yang sempurna lahir, batin/jiwa dan ruhaninya seperti syair yang sengaja dicipta dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya, Indonesia Yang Besar dimana untuk mencapai kebesaran tersebut haruslah “ Bangunlah Jiwanya bangunlah Badannya untuk Indonesia Raya. Dengan kuatnya Ruhani, mental, otak, dan kecerdasan pun akan kuat sehingga badan semakin kuat karena dijaga dan dibudidaya oleh kesadaran suksmanya berupa kesadaran hidup dan kesadaran tinggi akan ketuhanan dalam segala aspek yang mewujudkan sosok manusia Indonesia seutuhnya, manusia sebagai Ruh bangsa yang berjiwa besar sebagai cermin bangsa yang besar NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA RAYA yang AGUNG, LUHUR, MULIA, dan BESAR karena mengagungkan KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pancasila yang tersatuan oleh manusia yang telah nglenggahi Ketuhanannya, serta Keesaan yang teruraikan dalam Panca Sila oleh rasa Ketuhanan yang telah meneb mengendap dan mendarah daging pada diri manusia yang telah memahami akan kodratnya sebagai ciptaan yang berwujud manusia, manusia yang tidak lupa kemanusiaannya, manungsa kang ora lali kamanungsane.

Amin…salam Pancasila

Rahayu.

 

 Oleh: Ananda. R
Kebumen, Minggu 15 November 2009

https://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2012/05/garuda-pancasila.jpghttps://kebumen2013.com/wp-content/uploads/2012/05/garuda-pancasila-150x150.jpgAnanda. RBudayaArti Pancasila,Bhinneka Tunggal Ika,Pancasila1. Ketuhanan Yang Maha Esa Adalah sebuah keyakinan yang harus terpatri di dalam jiwa dan kesadaran ruh masyarakat Indonesia, bukan hanya sebatas lisan dan hafalan kepala saja. Kita harus yakin seyakin – yakinnya dengan Tuhan dan kuasa Nya. Bahwa kita adalah mahluk yang diciptakan oleh Tuhan yang hanya Satu. Tuhan...Kembalinya jati diri Bangsa Indonesia yang berpancasila